Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad Rasulullah

Senin, 02 Mei 2011

AMANAH

Islam mendidik para pelakunya dengan watak yang terbaik, prilaku yang paling bagus, akhlak yang paling mulia, dan perangai yang paling luhur. Islam mengontrol setiap penganutnya agar senantiasa memiliki jiwa yang mulia, hati yang hidup, dan nurani yang tanggap. Sehingga hak-hak bisa dilindungi, amal-amal bisa dijaga, dan tanggung jawab bisa dipelihara. Oleh karena itu agama Islam mendidik umatnya agar senantiasa menjaga amanah. Islam mewajibkan setiap muslim menjadi orang yang bersih dan bisa dipercaya. Seorang muslim harus selalu menjaga kehormatan diri dan integritasnya, serta menghadirkan dirinya dari kecurangan dan pengkhianatan.
Wahai umat Islam ! Sesungguhnya amanah adalah memiliki nilai yang sangat besar di dalam agama Allah. Oleh karena itu ada perintah untuk mewujudkan dan memperhatikannya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُم بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللهَ رَبَّهُ
Tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Rabbnya. (QS.Al-Baqarah :283)

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya . (QS. An-Nisa’ :58)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu,mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfal :27)
Bahkan Allah Subhanahu Wata’ala menjadikan amanah sebagai salah satu ukuran terpenting bagi kuatnya iman dan sebagai ciri khas utama orang-orang mukmin. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah ( yang di pikulnya ) dan Janjinya. (QS. Al-Ma’arij :32)
Ma’syiral muslimin rahimahumullah ! Ayat terpenting yang menjelaskan betapa pentingnya posisi dan kedudukan amanah ialah firman Allah Subhanahu Wata’ala :

إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,(QS. Al-Ahzab :72)
Sungguh, ini adalah ayat penting yang menjelaskan pentingnya masalah ini dan besarnya tanggung jawab yang harus dipikul. Betapa langit, bumi, dan gunung-gunung merasa enggan memikul amanah tersebut, dan merasa ngeri terhadap resiko yang akan ditanggungnya. Karena melalaikan amanah itu berarti berhadapan dengan siksa dan hukuman.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“ Tunaikanlah amanah itu kepada orang yang mempercayakannya kepadamu. Dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” ( HR. Abu Daud, 3535 dan At-Tirmidzi, 1264 )
Di dalam Hadits lain juga disebutkan bahwa mengkhianati amanah adalah salah satu sifat orang munafik. Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“ Tanda-tanda orang munafik ada tiga : Jika berbicara berdusta, Jika berjanji mengingkari, dan Jika diberi amanat berkhianat.” (HR. Bukhari,33 dan Muslim, 59 )
Imam Ahmad dan lain-lain meriwayatkan bahwa anas Radiyallahu ‘Anhu berkata : “ Setiap kali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkhutbah di hadapan kami, beliau selalu bersabda :
“ Tidak ada iman bagi orang yang tidak menuanaikan amanah. Dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.” ( Al-Musnad,3/135 dan Musnad Abi Ya’la, 2863 )
Ibadallah ! Renungkanlah betapa pentingnya amanah dan betapa berat tanggung jawabnya. Beban ini tidak akan sanggup dipikul oleh orang-orang yang lemah lagi kerdil dan orang-orang yang zalim lagi bodoh.
Wahai umat Islam ! Jika kita telah mengetahui bagaimana posisi dan kedudukan amanah di dalam agama Allah dan nash-nash yang memuatnya, tinggal satu hal penting yang harus diketahui oleh setiap muslim. Apalagi banyak orang yang tidak mengetahuinya. Hal penting itu ialah “Pengertian Amanah”. Karena banyak orang awam yang memahami amanah dengan makna yang sangat sempit. Bahkan ada yang memahami bahwa amanah itu tidak lebih dari menjaga titipan saja. Padahal hakikat amanah di dalam Islam jauh lebih besar dan lebih berat, dan pengertiannya jauh lebih luas dan lebih umum.
Sesungguhnya amanah di dalam syari’at Allah memiliki makna yang sangat besar dan pengertian yang sangat luas. Ia mencakup beragam makna yang secara global ialah perasaan seorang muslim akan resiko yang dihadapinya dan kesiapannya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam segala urusan yang diserahkan dan dibebankan kepadanya, baik urusan agama maupun dunia. Serta keyakinannya yang mantap bahwa dirinya akan ditanya tentang hal itu di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Sehingga ia pun melaksanakan segala sesuatu yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya, baik menyangkut hak-hak Allah mupun hak-hak sesama manusia.
Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan amanah di dalam surat Al-Ahzab ayat 72 ialah seluruh perintah agama. Barang siapa yang melaksanakannya berarti ia telah menuanaikan amanah dan berhak menerima ganjaran dari Allah. Dan barangsiapa yang meremehkannya berarti ia telah membawa dirinya mendekati khianat yang dapat mengundang murka dan hukuman Allah di dunia dan Akhirat.
Wahai umat yang teguh menjaga agama dan memegang amanah ! Sesungguhnya amanah terbesar yang dipikul seorang muslim ialah amanah mentauhidkan Allah, mengesakanNya dalam beribadah, dan nemurnikan niat untukNya dalam beramal. Dan sesungguhnya perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu merupakan kezaliman yang paling besar dan pengkhianatan yang paling berat.
Memegang teguh Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mengikuti manhaj generasi Salaf adalah amanah. Sementara bergentayangan di jalan-jalan penyimpangan, bid’ah dan kesesatan adalah pengkhianatan terhadap Allah dan RasulNya. Padahal Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُون
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu,mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfal :27)
Menjadikan Syari’at Allah sebagai landasan hukum dan menetapkan hukum berdasarkan Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya adalah amanah yang sangat besar. Sementara berhukum kepada syari’at lain di luar syari’at Allah seperti undang-undang jahiliyah adalah pengkhianatan yang nyata terhadap amanah yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala. Ini dalam berakidah dan mengikuti Sunnah.
Sedangkan dalam bab ibadah, segala macam ibadah adalah amanah yang ada di pundak setiap muslim dan muslimah. Maka wudlu adalahamanah, mandi janabah adalah amanah, shalat adalah amanah, zakat adalah amanah, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainnya adalah amanah.
Urusan prilaku dan akhlak, seperti kejujuran, kesetiaan, kebajikan, penyambungan tali persaudaraan, kesantunan, kelapangan dada, kedermawanan, kesabaran, perasaan malu, dan persaudaraan adalah amanah. Sementara kebalikannya, seperti kebohongan, kecurangan, pemutusan hubungan, dan kebodohan adalah khianat. Begitu juga dengan dosa-dosa besar, perbuatan-perbuatan yang diharamkan, dan segala bentuk dosa dan kemaksiatan, seperti pembunuhan, perzinaan, peraktik sihir, perdukunan, pencurian, perampasan, pencopetan, penggunjingan, adu domba, mengada-ada, iri hati, kebencian, kedengkian, dan permusuhan, semuanya adalah bentuk-bentuk pengkhianatan.
Praktik-praktik muamalah antar manusia, seperti jual-beli, sewa-menyewa dan sebagainya adalah aspek-aspek amanah yang terpenting. Maka di situ tidak boleh ada pengelabuhan, kecurangan, penyamaran, pemalsuan, dan penyembunyian aib, karena semua itu adalah jenis-jenis khianat.
Tugas-tugas yang dibebankan pimpinan kepada para pegawai dan karyawan adalah amanah di pundak mereka. Mereka harus bertakwa kepada Allah dalam menjalankannya. Mereka harus berada dalam posisihusnudzan (baik sangka) dalam bentuk amanah (terpercaya), kafa’ah(kapabel), dan nazahah (bersih). Dan mereka harus melaksanakan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Hal itu dalam rangka melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wata’ala, patuh kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, memberikan nasehat kepada para pemimpin, dan mewujudkan kemaslahatan umat. Jadi bertakwalah kepada Allah, wahai para pegawai, dalam menjalankan tugas-tugas anda. Jangan sekali-kali mengabaikan hak-hak masyarakat. Jangan suka meremehkan dan menunda-nunda penyelesaian urusan mereka. Jangan menutup pintu bagi orang-orang yang hendak mengadukan perkara-perkara di luar kepentingan umat. Karena hal itu adalah bagian dari aspek-aspek kecurangan terhadap umat dan pengkhianatan terhadap para pemimpinnya.
Ma’asyiral muslimin ! Ilmu adalah amanah. Maka para ulama, pengajar, pelajar, mahasiswa dan serjana harus menunaikan amanah yang ada di pundak mereka. Yaitu dengan cara menyampaikan, menjelaskan dan memberikan pendidikan, agar manfaatnya berkembang luas dan kebodohan menghilang.
Berdakwah dan melakukan amar makruf dan nahi munkar adalah amanah besar di pundak umat Islam. Dan melalaikan hal itu berarti pengkhianatan besar terhadap umat.
Saluran informasi bimbingan, pemikiran, kebudayaan, metodologi pengajaran, dan siaran-siaran yang dipancarkan melalui saluran-saluran komunikasi dan media massa adalah amanah di tangan para penanggung jawabnya. Mereka harus memanfaatkannya untuk kepentingan Islam dan umatnya.
Transaksi bisnis, tawar-menawar (negosiasi), dan proyek-proyek yang ditangani oleh lembaga-lembaga dan perusahaan-perusahaan, serta fasilitas-fasilitas umum adalah amanah yang besar.
Waktu, masa muda, kekuatan, kesehatan, dan kemudaan adalah amanah yang harus digunakan untuk taat kepada Allah. Anggota badan seperti telinga, mata, hati, lidah adalah amanah dan titipan di tangan seorang muslim yang harus digunakan untuk melakukan sesuatau yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala, dan harus dijaga jangan sampai mendengar, memandang atau membaca hal-hal yang diharamkan. Allah berfirman :

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ :36)
Hubungan pernikahan dan urusan keluarga adalah amanah yang ada di antara suami istri dan anggota keluarga. Maka rahasia keluarga tidak boleh disebarluaskan keluar.
Anak-anak adalah amanah di pundak para ayah dan ibu yang harus dididik dan dibina dengan baik dan benar, dan harus dilindungi dari teman-teman yang jahat.
Kata-kata adalah amanah yang harus dimengerti oleh para penulis dan para pembicara.
Hak-hak majelis, keburukan dan rahasia sesama muslim adalah amanah. Betapa banyak tali kasih yang putus, hubungan persahabatan yang rusak, dan kemaslahatan yang terhenti gara-gara meremehkan hal-hal semacam ini dan mengeluarkan kata-kata tanpa pikir panjang.
Wanita adalah amanah. Menutup aurat, menjaga kehormatan diri, dan menjauhi laki-laki asing adalah amanah baginya. Begitu juga ketenangannya di rumah dan kepatuhannya kepada suaminya adalah amanah.
Harta publik atau harta pribadi adalah amanah di tangan pemegangnya yang harus dikelola berdasarkan hukum-hukum syar’i .
Saudara-saudara seiman dan seagama ! Dengan demikian kita telah memahami pengertian dari kata “amanah” yang agung ini. Dan tidak heran apabila alam semesta ini merasa keberatan untuk memikulnya. Maka setiap manusia tidak boleh meremehkan atau melalaikan amanah dalam segala pengertiannya.
Ummatal Islam ! Sesungguhnya ukuran kemajuan peradaban suatu bangsa terletak pada kebersihan para warganya dan keteguhan putra-putranya dalam menjaga amanah. Maka tidak ada kebaikan bagi bangsa yang dikuasai oleh khianat dan dipenuhi dengan kerusakan, kekurangan, keteledoran, dan kejahatan. Dan suatu bangsa akan tetap baik sepanjang mereka masih teguh memegang amanah. Jika hal ini goyah, goyahlah bangunannya, rusaklah aturannya, dan segala bentuk kerusakan akan merajalela di dalamnya.
Amanah adalah sumber keberuntungan,kebaikan dan keshalihan. Orang yang amanah akan dipuji Allah dan dipuji sesama. Tanpa amanah umat tidak akan maju dan berkembang. Tanpa amanah barang dagangan tidak akan laku di pasaran. Dan tanpa amanah, muamalah tidak akan berjalan dengan baik.
Sesungguhnya kecurangan dan kerusakan di berbagai bidang yang dikeluhkan oleh masyarakat luas seperti kerusakan birokrasi, kinerja, keuangan, dan sebagainya tidak lain adalah akibat kelalaian putra-putranya dalam menjaga amanah. Dan musibah terberat yang pernah melanda umat Islam adalah munculnya para pengkhianat yang zalim, kejam, bodoh, dan menindas hamba-hamba Allah dengan cara merampas atau mengurangi hak-haknya, merusak kehormatan dan melanggar hak pribadi mereka, baik yang lahir maupun yang batin.
Jadi, selayaknya kita semua umat Islam menjaga amanah dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Karena hal itu dengan izin Allah akan menjamin terwujudnya kebahagiaan bagi masyarakat di dunia dan Akhirat. Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan oleh Allah untuk melaksanakan amanah dan tanggung jawab masing-masing dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْوَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
Amma ba’du :
Ibadallah ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala di dalam diri anda. Dan bertakwalah kepada Allah di dalam menjaga amanah. Ketahuilah bahwa anda semua memikul amanah di muka bumi. Setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dan anda semua akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala atas amanah tersebut. Apakah anda menjaganya dengan baik ? Ataukah menyia-nyiakannya ? Karena di dalam sebuah Hadits riwayat Ibnu Umar Radiyallahu ‘Anhu dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya.” ( HR.Al-Bukhari, 2554, dan Muslim, 1829 )
Ikutilah jejak generasi Salaf yang yang telah membuat contoh-contoh mengagumkan dalam menjaga amanah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dikenal oleh kaumnya sebagai ash-shadiq al-amin (orang yang jujur lagi terpercaya). Nabi Musa ‘Alaihissalam diberi predikat al-qawiy al-amin (orang yang kuat lagi terpercaya). Nabi Yusuf ‘Alaihissalam disebut al-makin al-amin (orang yang berkedudukan tinggi lagi terpercaya).

فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ اْلأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kamu” ,Berkata Yusuf:"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". (QS. Yusuf :54-55)
Umar bin Khattab Radiyallahu ‘Anhu pernah berkata : “Jangan takjub pada gaung (popularitas) seseorang. Tetapi, siapa yang menunaikan amanah dan tidak suka merusak kehormatan orang lain, dialah laki-laki sejati.”
Dan Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘Anhu berkata : “Menunaikan amanah adalah kunci rizki.”
Namun, ada Hadits yang menyebutkan bahwa amanah akan dicabut dari muka bumi pada akhir zaman. Sebagaimana disebutkan di dalam Hadits riwayat Hudzaefah Radiyallahu ‘Anhu yang tercatat di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Di situ dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alihi Wasallam bersabda :
“Seseorang akan tidur lalu amanah dicabut dari dalam hatinya.”
Sampai akhirnya beliau bersabda :
“Lalu keesokan harinya manusia melakukan jual-beli, maka nyaris tidak ada seorang pun yang menunaikan amanah. Sampai dikatakan : ‘Sesungguhnya di bani Fulan ada seseorang yang bisa percaya.” (Shahih Al-Bukhari, 6497 dan Shahih Muslim, 143)
Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“ Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah Hari Kiamat.”(Shahih Al-Bukhari, 59 )
Wahai hamba-hamba Allah ! Marilah kita bertakwa kepada Allah dan menjaga perangai amanah yang agung ini. Karena hal itu dengan izin Allah merupakan tanda-tanda kebaikan dan keshalihan bagi individu dan masyarakat, serta jalan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan Akhirat.

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya .Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky)