Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad Rasulullah

Senin, 14 November 2011

JUJUR

3H’s for Success: Honest, Humble, Helpful Setelah buku @NotesFromQatar keluar, rasanya semakin banyak orang yang mengenal singkatan yang menjadi tagline di buku tersebut, yaitu 3P’s: Positive, Persistence, Pray! Saya banyak melihat tulisan tersebut tertulis dimana-mana, baik itu twitter, facebook, status bbm, dsb. Selain itu, saya banyak juga menerima email dari orang-orang yang bersemangat setelah membaca buku #NFQ dan juga bilang kalo mereka menerapkan 3P’s dalam kehidupannya sehari-hari. I’m so happy hearing this! Bagi teman-teman yang mungkin belum tahu, 3P’s adalah semangat hidup yang harus dimiliki oleh semua manusia yang ingin meraih kesuksesan, terutama generasi muda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. Seberapa pun besar mimpi-mimpi dan impian yang dikhayalkan, InshaAllah bisa menjadi kenyataan dengan formula 3P’s tersebut. Untuk tahu lebih banyak, saya membahas panjang kali lebar kali tinggi tentang 3P’s di buku @NotesFromQatar. Jangan lupa beli di toko-toko buku kesayangan anda hehehe.. (teteppp promosi) Nah, setelah formula 3P’s, sekarang saya mau ngasih formula sukses yang lain lagi nih.. Formula ini diajarkan oleh ayah saya, dan dibuat singkatan juga biar lebih mudah diingat. Sang formula adalah 3H’s: Honest, Humble, Helpful! Lalu apa bedanya 3P’s dengan 3H’s? Jadi gini, kalo 3P’s (Positive, Persistence, Pray) adalah semangat atau karakter yang melekat dalam diri kita (inside), sedangkan 3H’s (Honest, Humble, Helpful) adalah kualitas diri kita saat berinteraksi dengan orang lain (outside). Tiga kualitas ini sangatlah penting, karenaaa… Honest is the best attitude, Humble is the best approach, and Helpful is the best investment. Untuk postingan hari ini, saya akan membahas tentang ‘H’ yang pertama dulu aja ya.. yaitu Honest atau jujur. Karena membahas kejujuran mencakup banyak hal jadi sebaiknya dipisahkan saja, kalo ga pasti pusing bacanya karena kebanyakan. Sedangkan dua lainnya, Humble dan Helpful akan dibahas berturut-turut di dua minggu ke depan. Setuju?? Mari kita mulai! Honest Secara definisi, jujur bisa diartikan sebagai adanya keselarasan antara yang terucap dengan kenyataan dalam perbuatan. Jadi, kalau suatu perbuatan atau perkataan sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan jujur, tetapi kalau tidak, berarti dusta atau bohong. Nabi Muhammad saw adalah contoh terbaik seorang manusia di muka bumi ini untuk hal kejujuran. Nama beliau sudah sangat popular di kalangan masyarakat Quraisy dengan sebutan Al-Amiin, yang berarti orang jujur dan sangat terpercaya. Ada hal yang menarik dari penganugerahan gelar tersebut. Pertama, gelar Al-Amiin diberikan oleh orang-orang Quraisy yang saat itu terkenal dengan peradaban jahiliyah (kebodohan). Sebuah peradaban yang sangat rusak dan tidak bermoral.Walaupun demikian, kejujuran Rasulullah tidak luntur oleh peradaban bobrok tersebut. Namun justru beliau menunjukkan bahwa kejujuran bisa berlaku dimana saja, bahkan dalam suatu peradaban terhancur sekalipun. Kaum yang paling bobrok pun memberikan suatu penghargaan kepada Nabi Muhammad saw dengan gelar Al-Amiin tersebut. Suatu gelar yang tidak pernah ada lagi setelah beliau wafat. Kedua, gelar Al-Amiin telah diberikan oleh kaum Quraisy kepada Rasulullah saat berumur sekitar 20 tahun, dan ini jauh sebelum beliau diangkat menjadi seorang nabi pada umur 40 tahun. Penganugerahan gelar Al-Amin yang sudah diberikan jauh sebelum masa kerasulan beliau mengandung hikmah serta makna yang dalam bahwa kejujuran adalah modal dasar yang sangat diperlukan untuk menempuh kerasnya kehidupan, baik sebagai hamba Allah Swt maupun sebagai seorang rasul yang akan berlaku sebagai khalifah di muka bumi ini. Mata Uang Universal Jujur adalah perbuatan yang sangat terpuji dan menjadi mata uang universal yang berlaku dimana pun. Maksudnya, semua orang, tanpa pandang bulu, pasti suka dengan orang jujur. Dari mulai tukang parkir, tukang cendol, tukang batagor, sampe tukang pukul juga suka ama orang yang jujur. Dari profesi dokter, polisi, dosen, menteri, sampai seorang presiden pun kalo ditanya, “Suka ama orang jujur ga?” Jawabannya pasti iya semua. Kalo ada yang bilang nggak, berarti agak sakit itu orang hehehe.. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang terbiasa jujur dalam berurusan dengan orang lain, rezekinya akan berkah dan lancar. Setiap orang juga berlomba-lomba datang kepada orang jujur tersebut untuk berurusan dengannya, baik itu dalam hal bisnis atau kegiatan lainnya. Setiap orang akan merasa senang berurusan dengan orang jujur karena merasa tenang dan bisa kecipratan nama baik. Setiap orang senang dengan kejujuran, baik kawan maupun lawan merasa tentram dengan orang jujur. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun merasa ga aman, apalagi musuhnya hehehe.. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas), dan begitu pula sebaliknya, dusta atau kebohongan dapat menghancurkan hidup seseorang. Berlaku jujur harus dilatih terus menerus dan dimulai dari sekarang, karena perilaku ini tidak akan muncul dalam satu atau dua kali latihan. Idealnya, seorang anak sudah diajarkan kejujuran sejak kecil dan harus diberikan contoh oleh orang tuanya. Ajaran dengan contoh itu lebih mudah masuknya, karena yang namanya anak kecil cenderung mengikuti apa yang dia lihat dibanding apa yang didengar. Berbicara tentang hal ini, saya punya contoh. Ibu saya selalu mengajarkan kejujuran sejak kecil dan selalu dicontohkan olehnya. Mama tidak pernah berbohong sekalipun selama 24 tahun saya mengenalnya. Beliau adalah orang yang paling saya bisa percaya karena ya ga pernah bohong. Makanya kalau mama udah menjanjikan satu hal, pasti akan saya kejer itu dan ga bakalan lupa hahaha… Biasanya ujung-ujungnya pasti ditepatin, meskipun agak telat-telat dikit. The point is, teaching by giving example is much more effective than just merely words. Biasakan jujur dimulai dari yang paling sederhana dan kecil sekalipun, walaupun terhadap anak kecil. Sesungguhnya Allah Swt menyukai orang-orang yang jujur. Nabi Muhammad saw pun menyuruh umatnya untuk berlaku jujur karena bisa mengantarkan menuju Surga, seperti yang tertera dalam hadits berikut. “Diwajibkan atas kalian semua untuk berlaku jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa ke Surga. Seseorang yang senantiasa berbuat kejujuran akan ditulis di sisi Allah se agai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian perbuatan dusta (berbohong), karena kebohongan akan membawa kepada keburukan, dan keburukan akan menyeret ke neraka. Seorang hamba yang senantiasa berbohong kan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dahsyatnya kejujuran Indonesia adalah negara yang super sangat kaya, semua orang tahu itu. Dari orang bule, negro sampe orang Indonesia sendiri juga tahu fakta tersebut. Sumber Daya Alam (SDA) kita berlimpah ruah dari Sabang sampai Merauke. Sebut aja mau apa, semua ada di negara ini. Negara yang katanya terkenal dengan sebutan gemah ripah loh jinawi totoh tentrem dan seterusnya hehe… Tapi ada satu pertanyaan miris yang mungkin selalu ada di benak kita, kenapa bangsa ini belum juga makmur seutuhnya? Kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin dan makin banyak??? Jawaban utamanya karena kejujuran. Lihat saja, segala permasalahan bangsa ini umumnya terjadi karena tidak adanya kejujuran. Problematika utama bangsa ini adalah KEMISKINAN. Lalu sumbernya dari mana? Apa karena negara ini miskin? Tentu tidak. Tapi kemiskinan terjadi karena banyaknya orang yang KORUPSI! Korupsi bisa diibaratkan sebagai tikus yang sangat rakus dan bisa memakan apa saja, bahkan kayu sekalipun. Kalau saja uang-uang tidak dikorupsi oleh segelintir orang dan kelompok, bayangkan betapa banyak alokasi dana yang bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Andai saja semua elemen bangsa ini punya satu kualitas saja, yaitu jujur, dijamin beres semua urusan. Saya teringat ada sebuah kisah pada zaman Rasulullah. Saat itu ada seseorang yang hendak ingin masuk Islam, tapi dia mengatakan tidak bisa meninggalkan perilaku-perilaku maksiatnya, jadi dia minta izin ke Rasulullah agar tetap dibolehkan melakukan maksiat. Intinya mungkin seperti ini, “Rasul, saya mau masuk Islam nih, tapi kalo boleh dilonggarin dikit aturannya ya, karena saya masih demen maksiat.” Rasulullah pun mempersilahkan orang tersebut untuk melakukan apa yang dia mau, namun dengan satu syarat: JANGAN BOHONG. Kata orang tersebut, “Wah gampang banget syaratnya. Oke deh setuju!” Ternyata setelah beberapa hari, syarat yang tadinya terlihat ringan di awal, ternyata berat juga. Rasulullah terus bertanya kepada orang tersebut apa saja yang dilakukan setiap hari dan orang tersebut sangat malu jika menjawab habis berbuat maksiat. Akhirnya orang tersebut selalu berpikir seribu kali untuk melakukan maksiat karena ada ketakutan dalam dirinya akan ditanya Rasulullah sementara dia telah berjanji untuk tidak berbohong. Dampaknya, semakin lambat laun orang tersebut semakin meninggalkan hobi bermaksiatnya dan beribadah dengan giat. Tips-tips Ringan Untuk Jujur Jujur itu harus dilatih dan terus dipraktekkan dan bukan sekali praktek langsung jadi. Berikut beberapa tips & tricks untuk menjadi jujur (ini juga buat saya pribadi yang masih belum bisa jujur 100% hehe..) 1. Jangan mudah membuat janji. Biasanya orang bohong karena dia udah terlanjur buat janji dan ga bisa ditepatin. Misalkan ada seorang cowo janji ama gebetannya, “Besok kita dinner bareng di pinggir sungai Ciliwung ya neng.” Si neng udah sumringah dong dijanjikan seperti itu. Eehh ternyata karena satu dan lain hal, janji itu ga bisa dipenuhin, dan akhirnya si cowo ngarang alesan biar si neng ga marah, “Iya nih maaf ga bisa dinner bareng di sungai ciliwung karena harus nemenin nenek di rumah.” Padahal alasannya bukan itu. Maka dari itu, pastikan setiap janji yang diucapkan sudah diperhitungkan matang-matang, dan berusaha keraslah untuk memenuhi janji. Islam mengajarkan, jika ingin membuat suatu janji, awali dengan ucapan InshaAllah, yang artinya “jika Allah menghendaki”. 2. Latih Terus. Seperti yang sudah dibahas di atas, jujur itu adalah suatu sikap yang bisa didapatkan dengan latihan terus menerus. Kalau kita sudah biasa bohong, maka jangan sungkan-sungkan minta bantuan teman, sahabat, gebetan pacar, dll untuk membantu kita menghilangkan kebiasaan bohong. Misalkan, kalo kita bohong maka harus traktir temen makan sushi. Nah lama-lama kan mikir juga, kalo traktir terus bisa bangkrut nanti. Akhirnya mikir-mikir tiap kali mau bohong. Selain itu, bisa juga minta sahabat kita untk jitak kita sebagai hukuman setiap kalo berbohong. 3. Lebih Baik Diam Daripada Berbohong. Jika kita ditanya orang lain untuk mengatakan sesuatu, maka ya katakan sejujurnya. Kalau kita tidak mau menjawab jujur karena ada hal lain yang lebih penting untuk disembunyikan, maka sebaiknya ga perlu menjawab daripada bohong, atau segera alihkan perhatian pembicaraan dengan ganti topik. Kalau orang tersebut masih maksa, bilang aja, “mau tau aja deh loooo..” atau “kepo banget sih jadi orang!” Nabi Muhammad saw pun mengajarkan dalam haditsnya, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengatakan yang baik, atau diam.” (HR. Bukhari) 4. Bicara apa adanya. Jangan mudah untuk menambah ucapan atau terpancing untuk menambah-nambah apa yang sebenarnya tidak terjadi, karena biasanya nanti ujungnya jadi bohong. Bahasa kerennya mungkin LEBAY alias terlalu berlebihan. Misalkan seorang pedagang lagi mau jual mobil dan dia tau kalau kualitas mobil itu biasa-biasa aja, ya sudah bilang aja apa adanya. Jangan dilebih-lebihin bilang mobil tersebut kualitas nomer 1, bisa terbang di jalanan, cuma ada satu-satunya di dunia, dan yang naik mobil ini keliatan seperti Brad Pitt dari luar kaca. Itu bohong bin ngibul namanya. 5. Bohong itu dosa dan penyakit berbahaya. Sebagai makhluk beragama yang beriman kepada Allah Swt, maka normalnya pasti ada perasaan takut dengan dosa. Kalau ada orang udah ga takut sama dosa, itu gawat banget, karena hatinya udah ketutup. Berbohong itu jelas dosa, dan dosa yang menumpuk akan menyeret kita ke neraka. Semakin sering kita berbohong, semakin sering lagi akan ada kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongan kita di awal. Jadinya tambah banyak dosa dehh.. Cape dehhh… 6. Jangan terbiasa asbun dan asbak. Asbun singkatan dari asal bunyi dan asbak adalah asal nyablak hehehe.. Biasakanlah memiliki data dan fakta yang jelas sebelum berbicara. Orang yang punya kebiasaan asbun dan asbak bisa dipastikan akan terus digerogoti kebiasaan tersebut sampai akhir hayat. Akibatnya, orang di sekeliling kita sudah tidak akan pernah percaya lagi karena namanya sudah rusak. Kalau pun kebohongan tersebut berusaha ditutup-tutupi, bagaimanapun juga pasti akan diketahui oleh orang lain (bagaikan bangkai yang lama-lama baunya akan tercium juga). 7. Banyak-banyaklah bergaul dengan pembohong. Lho kok aneh banget sarannya? Ya iya, untuk merasakan bagaimana rasanya tidak enak dibohongi kita harus merasakan dulu jadi korban dikibulin, ditipu, dikadali, dibohongi dan lain sebagainya oleh orang yang lebih jago bohong daripada kita. Dengan tahu sakit kalau dibohongi maka kita tidak akan melakukan hal itu kepada orang lain. Setuju? :) Sekian tulisan bagian pertama tentang honest dari tiga seri tulisan mengenai kualitas 3H’s. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih jujur dimulai dari sekarang. Karena dengan kejujuran, InshaAllah kita akan mendapatkan balasan dari Sang Maha Pencipta berupa sebuah Surga yang akan kekal tinggal di dalamnya. Allah Swt berfirman, “Ini adalah suatu hari yang bermanfa’at bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapnya . Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. Al-Maidah [5]: 119) .March 11, 2011 by Muhammad Assad