Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad Rasulullah

Jumat, 21 November 2014

baru

Assalamu'alaikum Wr.Wb....saya aktif kembali

Rabu, 15 Januari 2014

Buku Pegangan Siswa Kelas X SMK / SMA 1. Mujahadah, Khusnudhan, ukhuwah 2. Asmaul Husna (Iman Kepada Allah) 3. Al-Qur'an Hadits, Pedoman Hidupku 4. Keteladanan Dakwah Nabi Muhammad S.A.W, di Mekah 5. Menghindari Pergaulan Beabas dan larangan mendekati zina 6. Senangnya menuntut ilmu 7. Menghadirkan Malaikat dalam kehidupan (Iman Kepada Malaikat) 8. Pengelolaan Wakaf 9. Keteladanan Dakwah Nabi Muhammad S.A.W di Madinah

Selasa, 07 Agustus 2012

Lailatul Qodr


وَسَبَبُ نُزُوْلِ هَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ) عَنِ ابْنِ عَبّاَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُماَ أَنَّهُ قاَلَ ؛ ذَكَرَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدًا يُقاَلُ لَهُ شَمْعُوْنْ الغاَزِى وَهُوَ غَزاَ الكُفاَرَ أَلْفَ شَهْرٍ وَكاَنَ سِلاَخُهُ لَحْىُ جَمَلٍ وَلَيْسَ لَهُ غَيْرُهاَ مِنْ آلَةِ حَرَبٍ وَكُلَّماَ ضَرَبَ الكُفاَرَ بِهَذاَ اللَّحْيِ قَتَلَ ماَلاَيُحْصَى عَدَدُهُمْ Sebab turun surat Al-Qodr ialah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas, beliau berkata ; Suatu hari malaikat Jibril bercerita kepada Nabi Saw, tentang kisah seorang hamba yang memiliki kekuatan super, namanya Sam’un Al-Ghozy, seorang pembela agama, berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan, hanya berbekal tulang dagu unta sebagai senjata, tidak memiliki senjata lain. Setiap kali menghantam kaum kafir dengan janggut untanya, terbunuhlah banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung. فَإِذاَ عَطَسَ يَخْرُجُ مِنْ مَوْضِعِ الأَسْناَنِ ماَءُ عَذَبٍ فَيَشْرِبَهُ , وَإِذاَ جاَعَ يَنْبُتُ مَنْهُ لَحْمٌ فَيَأْكُلَهُ , فَكاَنَ عَلَى هَذاَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى مَضَى مِنْ عُمْرِهِ أَلْفَ شَهْرٍ وَهِىَ ثَلاَثُ وَثَمَانُوْنَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ , فَعَجَزَ الكُفاَرُ عَنْ رَدِّهِ , فَقاَلُوْا ِلإِمْرَأَتِهِ وَهِىَ كاَفِرَةٌ إِنّاَ نُعْطِيْكِ أَمْواَلاً كَثِيْرَةً إِنْ قَتَلْتِ زَوْجَكِ , قاَلَتْ أَناَ لاَأَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ Jika ia merasa haus maka keluar air tawar dari tempat giginya, untuk ia minum, jika ia lapar maka dari tempat itu pula tumbuh daging dan ia memakannya. Demikianlah keadaan Sam’un sang super power dalam hari-harinya, sehingga usianya sampai 1000 bulan, yaitu 83 tahun 4 bulan. Kaum kafir tetap tidak mampu mengalahkannya. Dia suatu kesempatan Kaum kafir ini berkata kepada istri Sam’un, karena istri Sam’un ini seorang kafir, “Kami akan memberi uang banyak, jika kamu dapat membunuh suamimu” Sang istri menjawab “Aku tidak sanggup membunuhnya” فَقاَلُوْا نُعْطِيْكِ حَبْلاً شَدِيْداً فَشَدِّى بِهِ يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ وَنَحْنُ نَقْتُلُهُ , فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ فىِ نَوْمِهِ فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ فَقاَلَتْ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ الحَبَلُ , ثُمَّ جاَءَ الكُفاَرُ بِسِلْسِلَةٍ فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ بِهاَ فاَسْتَيْقَظَ , فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ السِّلْسِلَةُ Kaum kafir memberikan saran, kami memberimu tali tambang yang kuat, ikatlah kedua kaki dan tangan Sam’un di saat ia tidur, dan kami akan membunuhnya. Singkat cerita, Sam’un diikat istrinya di saat tidur, ia terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku ?” istrinya menjawab “Aku mengikatmu karena ingin mengujimu.” Kemudian Sam’un menggerakkan tangannya, sekali gerakan terputuslah ikat tambang itu. Keesokan harinya kaum kafir datang lagi kepada istri Sam’un membawa rantai, Sam’un diikat saat tidur, Sam’un terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku?” istrinya menjawab “Aku mengikatmu karena ingin mengujimu.” Kemudian Sam’un menggerakkan tangannya, sekali gerakan terputuslah rantai itu. فَقاَلَ ياَإِمْرَأَتِى أَناَ وَلِىٌّ مِنْ أَوْلِياَءِ اللهِ تَعاَلىَ لاَيَغْلِبُ عَلَىَّ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ الدُّنْياَ إِلاَّ شَعْرِى هَذاَ , وَكاَنَ لَهُ شِعْرٌ طَوِيْلٌ , فَسَمِعَتْ امْرَأَتُهُ Sang super power Sam’un berkata “Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut ini, ia memang berambut panjang. Dan ucapan itu terdengar istrinya. فَلَمَّا ناَمَ قَطَعَتْ ذَواَئِبَهُ فىِ حاَلِ نَوْمِهِ , وَكاَنَتْ ثَماَنِىُ قَطْعٍ مِنْ شَعْرِ رَأْسِهِ وَكُلُّهاَ تَجِرُّ عَلَى الأَرْضِ , فَشَدَّتْ بِأَرْبَعَ ذَوَائِبَ , مِنْهاَ يَدَيْهِ وَبِالأَرْبَعِ الأُخْرَى رَجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ , فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَلَمْ يَقْدِرُ عَلَى قَطْعِهاَ Ketika Sam’un tertidur, istrinya mengunting rambut panjang Sam’un, guntingan rambutnya menjadi 8 potong, semua jatuh ke tanah, sang istri mengikat Sam’un dengan 4 potongan rambut, 4 potong pertama mengikat kedua tangannya, 4 potong kedua mengikat kedua kakinya. Sam’un terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku ?” istrinya menjawab “Aku, aku mengikat karena ingin mengujimu.” Kali ini Sam’un tidak mampu melepaskan ikatan itu. فَأَخْبَرَتْ امْرَأَتُهُ الكُفاَرَ , فَجاَؤُا وَذَهَبُوْا بِهِ إِلىَ مَذْبَحِهِمْ وَكاَنَ فِيْهِ عُمُوْدٌ فَأَوْثَقُوْهُ عَلَى ذَلِكَ العُمُوْدِ , فَقَطَعُوْا أُذُنَيْهِ وَعَيْنَيْهِ وَشَفَتَيْهِ وَلِساَنَهُ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ وَكُلُّهُمْ يَجْتَمِعُوْنَ فىِ ذَلِكَ البَيْتِ Kemudian sang istri memberitahukannya kepada kaum kafir, mereka beramai-ramai membawa Sam’un ke sebuah rumah, tempat mereka menghukum mati seseorang dengan memenggal lehernya, di tengah rumah itu terdapat tiang, mereka mengikat Sam’un di tiang itu, mereka memotong kedua telinga Sam’un, mencongkel kedua mata Sam’un, menggunting bibir dan lidah Sam’un, kedua tangan dan kedua kakinya pun di potong, semua orang berkumpul menyaksikan Sam’un di mutilasi di rumah tersebut. فَاَوْحَى اللهُ تَعاَلىَ إِلَيْهِ ؛ أَىُّ شَيْءٍ تُرِيْدُ بِهِمْ أَصْنَعُهُ ؟ فَقاَلَ أَنْ تُعْطِيَنِى مِنَ القُوَّةِ حَتَّى أَحْرَكَ عُمُوْدَ هَذاَ البَيْتِ فَيَنْهَدِمَ عَلَيْهِمْ , فَقَواَهُ اللهُ وَحَرَّكَ نَفْسَهُ فَوَقَعَ السَّقَفُ عَلَيْهِمْ وَأَهْلَكُوْا جَمِيْعاً وَامْرَأَتُهُ مَعَهُمْ , فَأَنْجاَهُ اللهُ تَعاَلىَ مِنْهُمْ وَرَدَّ اللهُ عَلَيْهِ أَعْضاَءَهُ Disaat kritis seperti itu Allah memberi wahyu (kasih sayang) kepada Sam’un dan menawarkan “Apa yang kamu inginkan pada kaum kafir ini, Aku akan melakukannya wahai Sam’un ?” Sam’un menjawab “Berilah aku kekuatan, aku ingin menghancurkan tiang ini, sehingga rubuh dan menimpa mereka. Allah Swt pun memberinya kekuatan dan Sam’un menggerakkan dirinya, dan hancurlah tiang rumah itu, atapnya menimpa semua orang sehingga tewas, termasuk istrinya. Allah selamatkan Sam’un dan Allah kembalikan keadaan tubuh Sam’un seperti sedia kala. فَبَعْدَ ذَلِكَ عَبَدَ اللهَ أَلْفَ شَهْرٍ مَعَ قِياَمِ لَيْلِهاَ وَصِياَمِ نَهاَرِهاَ , فَضَرَبَ بِالسَّيْفِ فىِ سَبِيْلِ اللهِ Setelah peristiwa itu Sam’un melakukan ibadah selama 1000 bulan, malamnya tahajud siangnya berpuasa. Ia juga berperang membela Agama Allah. فَبَكَى أَصْحاَبُ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِشْتِياَقاً لِذَلِكَ , فَقاَلُوْا ياَرَسُوْلَ اللهِ هَلْ تَدْرِى ثَواَبَهُ ؟ فَقاَلَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ السَّلاَمُ لآَأَدْرِى Mendengar kisah Sam’un itu, para sahabat Nabi Saw terharu, mereka bertanya “Wahai Rasulullah apa tuan tahu, berapa besar pahala Sam’un ibadah seperti itu ?” Nabi menjawab “Aku tidak mengetahuinya” فَأَنْزَلَ اللهُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ) وَقاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَعْتَيْطُكَ وَأُمَّتَكَ لَيْلَةَ القَدْرِ العِباَدَةُ فِيْهاَ أَفْضَلُ مِنْ عِباَدَةِ سَبْعِيْنَ أَلْفِ شَهْرٍ Maka Allah turunkan malaikat Jibril membawa surat Al-Qodr, dan berkata “Wahai Muhammad aku berikan kamu dan ummatmu Lailatulqodr, melakukan ibadah di malam itu lebih baik dari ibadah 70 ribu bulan”. قاَلَ الإِماَمُ الرَّازِى فَإِذاَ طَلَعَ الفَجْرُ فىِ لَيْلَةِ القَدْرِ ناَدَى جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ياَمَعْشَرَ المَلاَئِكَةِ الرَّحِيْلَ الرَّحِيْلَ , فَيَقُوْلُوْنَ ياَجَبْرَئِيْلُ ماَصَنَعَ اللهُ بِالمُسْلِمِيْنَ فىِ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ أُمَةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ السَّلاَمُ فَيَقُوْلُ لَهُمْ ؛ إِنَّ اللهَ تَعاَلىَ نَظَرَ إِلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ وَعَفاَ عَنْهُمْ وَغَفَرَ لَهُمْ إِلاَّ أَرْبَعَةَ نَفَرٍ , قاَلُوْا مَنْ هَؤُلاَءِ الأَرْبَعَة ؟ قاَلَ مُدَمِنُ الخَمْرِ وَعاَقُ الواَلِدَيْنِ وَقاَطِعُ الرَّحْمِ وَالمَشاَحِنُ , يَعْنِى المُصاَرِمُ وَهُوَ الَّذِى لاَيُكَلِّمُ أَخاَهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيّاَمٍ Imam Ar-Rozi berkata ; Apabila fajar telah terbit di malam qodar, maka malaikat Jibril berkata (jumpa pers) Jibril : Wahai para malaikat, kumpul kemari dan kumpul kemari.., Para malaikat : Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk kaum muslimin di malam mini dari ummat Nabi Muhammad SAW? Jibril : Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka dengan penuh kasih sayang, Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka, kecuali empat kelompok. Para malaikat Siapa empat kelompok itu ? Jibril : Pertama, orang yang membiasakan diri minum arak, mabuk-mabukan. Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua. Ketiga, orang yang memutus silaturrahmi. Keempat, orang yang bertengkar, yaitu pertengkaran dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari. Pustaka : Durratun-Nasihin - Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad, hal. 284-285 Disebabkan banyak dan adanya perbedaan dalalah pada hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai lailatulqodar, muncul pula perbedaan penarikan kesimpulan dikalangan para ulama dalam menentukan kapan jatuhnya malam penuh kemuliaan tersebut. Tapi, pendapat paling rajih adalah malam-malam sepuluh terakhir, terutama pada malam-malam ganjil; malam ke 21, 23, 25, 27 atau 29. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda; (التمسوها في العشر الأواخر، في الوتر". رواه البخاري (1912" “ Silahkan kalian jelang disepuluh malam terakhir.. dimalam ganjil” (H.R. Bukhari). Para ulama kita juga menyebutkan beberapa pertanda saat tibanya malam lailatulqadar, diantaranya; 1. Di malam tersebut cuaca dan suhu udara bagus; udara tenang, tidak ada ribut dan angin kencang. Suhu yang adem, tidak panas dan tidak dingin. قال عليه الصلاة والسلام: " ليلة القدر ليلة طلقة لا حارة ولا باردة، تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة ". رواه ابن خزيمة . Rasulullah saw bersabda; "malam lailatulqodr malam yang nyaman, tidak panas dan tidak dingin. Pagi harinya matahari terbit merah pudar..”. (H.R. Ibnu Khuzaimah). 2. Langit cerah dan cahaya malam terasa memancar lebih kuat. Bulan terang benderang sehingga bintang-bintang kurang terlihat. 3. Tidak ada meteor jatuh. " قال عليه الصلاة والسلام: " إني كنت أريت ليلة القدر ثم نسيتها. وهي في العشر الأواخر، وهي طلقة بلجة لا حارة ولا باردة، كأن فيها قمرا يفضح كواكبها. لا يخرج شيطانها حتى يخرج فجرها Rasulullah saw bersabda; “Aku pernah diperlihatkan malam lailatulqodar, tapi kemudian aku lupa. Ia dimalam sepuluh terakhir. Ia malam yang cerah, hening, tidak panas dan tidak dingin. Bulan seolah membentang cahayanya menutupi bintang-bintang. Setan pun tidak akan keluar hingga terbitnya fajar”. (H.R. Ibnu Hibban). من حديث واثلة بن الأسقع رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " ليلة القدر ليلة بلجة لا حارة ولا باردة، لا يرمى فيها بنجم" الطبراني . Diriwayatkan oleh Imam Thabrany dari Watsilah bin asqo’ r.a bahwa Rasulullah saw pernah bersabda; “ malam lailatulqodar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, dan tidak ada pelemparan meteor”. 4. Adanya kedamaian; dimalam tersebut seorang mukmin merasa diliputi kedamaian hati dan ketenangan batin lebih dari malam-malam yang lain. 5. Seorang yang melakukan qiyam akan merasakan kenikmatan yang lebih dibanding pada malam-malam lain. 6. Mungkin Allah memberitahukan atau memperlihatkan malam tersebut kepada seseorang lewat mimpi sebagaimana yang terjadi pada beberapa sahabat r.a. 7. Dipagi harinya matahari terbit dengan cahaya lembut tanpa sinar benderang layaknya bulan purnama, ataupun dengan sinaran redup. حديث أبي بن كعب رضي الله عنه أنه قال: أخبرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أنها تطلع يومئذ لا شعاع لها ". رواه مسلم. Ubay bin ka’ab ra mengisahkan bahwa Rasulullah saw pernah memberitahu; “bahwa (matahari) terbit pada paginya tanpa sinaran benderang”. (H.R. Muslim). Banyak amalan yang bisa dilakukan setiap orang untuk mengisi malam penuh berkah tersebut. Malam lailatulqodar adalah malam ibadah, malam ketaatan dan amal shalih, malam sholat dan tilawah, zikir dan doa, sedekah dan muamalah yang baik. Hal terkecil yang tidak seharusnya diluputkan oleh seorang muslim untuk ia lakukan pada malam tersebut adalah sholat isya dan shubuh berjama’ah. Karena hal tersebut ibarat qiyam semalaman penuh. Diriwayatkan bahwa rasulullah pernah bersabda; “ siapa yang sholat isya berjama’ah, seolah ia sholat separuh malam. Siapa sholat shubuh berjama’ah, seolah ia sholat semalam penuh”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل. ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلى الليل كله". رواه أحمد ومسلم Bagi siapapun yang mendapati malam tersebut, doa terbaik untuk ia lantunkan adalah istighfar, berdoa memohon keampunan. عن عائشة رضي الله عنها قالت: قلت : " يا رسول الله، أرأيت إن وافقت ليلة القدر، ما أقول" ؟. قال: "قولي: (اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني)". رواه الإمام أحمد والترمذي (3513) وابن ماجه (3850 Dari ‘Aisyah r.a, ia pernah menanya Rasulullah saw; “ Ya Rasulallah, apa pendapatmu jika aku mendapati lalilatulqodar, apa yang harus kuucapkan”. “ ucapkan; allahumma innaka ‘afuww-un karim, tuhibbu al’afwa fa’fu ‘anni” “Ya allah.. sungguh engkau maha pemaaf lagi maha mulia, kau suka memaafkan.. maafkanlah kesalahanku”. Moga bermanfaat, wallahu a’lam bish-showab. (dari berbagai sumber)

Selasa, 26 Juni 2012

Marhaban Ya..Ramadhan

Marhaban ya Romadlon, mari sambut bulan penuh berkah, ampunan dan pahala tahun ini dengan ilmu yang benar dan amalan yang ikhlas. Ramadhan 1433 H segera akan datang, Insya' Allah pada pertengahan bulan Juli 2012 kita akan mulai menjalani ibadah puasa. Alangkah baiknya sekiranya dari sekarang kita mempersiapkan diri dengan banyak mencari ilmu yang berkaitan dengan ibadah Puasa. Blog ini dimaksudkan untuk memudahkan anda memahaminya sesuai yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahhu'alaihi wassalam. Semoga Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik. Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah Ta'ala. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan. Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? 1. Berdoa agar Allah Ta'ala. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. 2. Pujilah Allah Ta'ala. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. 3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad). 4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. 5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21. 6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah Ta'ala. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7. 7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala di bulan Ramadhan. 8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Semoga Allah Ta'ala memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam.

Selasa, 10 April 2012

Alhamdulillah الحمد لله

Alhamdulillah
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Arabic
الحمد لله
Transliteration
Al-Ḥamdulillāh,
Alḥamdulillāh
Translation
Praise to God

Alhamdulillah or (الحمد لله) is an Arabic phrase meaning "Praise to God." It is used by Arabic-speakers of all religions, but more frequently by Muslims due to the centrality of this specific phrase within the texts of the Qur'an and the words of the Islamic prophet Muhammad.


However, its meanings and in-depth explanation have been the subject of much exegesis.

The phrase has three basic parts:

Al - The
Hamd-u - meaning the "feeling of gratitude", as opposed to Shokr, "words of gratitude".
Li 'llah - preposition + noun Allah. Li is a preposition meaning for, belonging to, etc.

Note: (1) The word "Allah" is the fusion of the article al (the) and the word ilah (a god, deity). Very much like in English, "The" article is used here to single out the noun as being the only one of its kind, "The god" (the one and only) or "God" with a capital G (the concept of capital letters does not exist in Arabic). Therefore, "Allah" is the Arabic word for "God". (2) "ilah" is the Arabic cognate of the ancient Semitic name for God, El

It also means that anything in existence to which is ascribed praise, thanks, glorification, or gratitude, is only able to achieve it due to God's infinite mercy and grace.

Alhamdulillah: in theory, it is to be said with a profound sense of love, adoration, and awe of the power, glory, and mercy of God. In practice, however, its use is so widespread in Arabic-speaking countries that it might better be understood as meaning "thankfully," "thank goodness," or "thank God" as used in American English. Which is to say that not all Arabic speakers who use the phrase are consciously praising God when they say it.

Furthermore, it not only praises God in general for the above-mentioned qualities, but also seeks to praise Him specifically for those attributes of God's names in Islam, which God did necessarily have as omnipotent (such as all-seeing, all-hearing), but rather chose to have out of His mercy (the Loving (Al-Wadud), the Beneficent (Ar-Rahman)) and showering Grace upon His servants.

Some of the 99 Names of God in Islam, referred to by this idea are:

Al-Wadud (the Loving)
Ar-Rahman (The Beneficent)
Ar-Raheem (The Merciful)
Al-Kareem (The Generous)
Al Ghafur (The Forgiving)
As-Salaam (The Peace)

The phrase is first found in the second verse of the first sura of the Qur'an (Al-Fatiha). So frequently do Muslims and Arabic-speaking Jews and Christians invoke this phrase that the quadriliteral verb Hamdala حمدل, "to say al-Hamdu li-'llah" was coined, and the derived noun Hamdalah حمدلة is used as a name for this phrase.

In Islam, Alhamdulillah is used in the following situations:

After burping.
Alhamdulillah
After sneezing.
Alhamdulillah
Thank God.
Waking up.
Alhamdulillah-hillathee ah-yana ba'da ma ama tana wa ilayhi nushoor.
Many thanks to God Who has given us life after having given us death (sleep) and that our final return (on the Day of Qiyaamah End of the world) is to God.
Response to "How are you?"
Keifa haluka, Wech rak?, Keifik? or Keifilhal?
Alhamdu lillahi
Thank God, I am fine.
In general, every time a Muslim desires to praise God, they say
Alhamdulillah (الحمد لله).

The triconsonantal root Ḥ-M-D (ح م د), meaning "praise," can also be found in the names Muhammad, Mahmud, and Ahmad.
[edit] Hadith mentioning virtues of this phrase

Jabir ibn Abd-Allah reported that Muhammad, said: "The best remembrance of Allah is to repeat La ilaha ilallah and the best prayer (du'a) is Alhamdulillah (all praise belongs to Allah)." (Narrated by Nasa'i, Ibn Majah, and Hakim who declared its chain sound)

Abu Huraira reported that the Prophet said: "Any matter of importance which is not begun with Alhumdulillah remains defective." From Abu Dawood

Anas bin Malik reported that the Prophet said: "Allah is Pleased with His slave who says, 'Alhumdulillah' when he takes a morsel of food and drinks a draught of water." From Muslim

Selasa, 27 Maret 2012

IMAN, ISLAM AND IHSAN

Praise be to Allah, the Lord of the Worlds; and may His blessings and peace be upon our Prophet Muhammad and upon all his Family and Companions.

Islam has three stages: Islam, Iman, and Ihsan.

Islam: The meaning of Islam is as defined by the Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam) when he was asked by the Angel Gabriel (Alaihi As-Salaam): “To testify that none has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is His Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam), to establish the prayers, to give Zakah, to fast the month of Ramadan, and to make pilgrimage to Makkah, if one is able to do so”. [Reported by Muslim and others].

Iman: The Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam) said that Iman is, "To believe in Allah, His Angels, His Books, to believe in meeting Him, to believe in His Messengers, the Resurrection and the predestination." [Reported by Bukhari, Muslim and others].

This is the meaning of Islam and Iman if they are mentioned in one context. However, if only one of them is mentioned, then each one encompasses the meaning of the other one. If the word Islam only is mentioned, it includes the meaning of Iman, and vice-versa.

By the definitions of Islam and Iman, we notice that Iman is about inwardly actions, and Islam is about outside actions.

Ihsan: Ihsan is exclusively the highest status of religion, its meaning is: "To worship Allah as if you see Him, and if you do not see Him, He sees you." This is the definition of Ihsan as stated by the Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam).

That’s to say that Ihsan has two stages: the highest one is to worship Allah as if you see Him; if you cannot attain this status of worship, then worship Him being certain that He sees you and that He is All-Aware of your actions and deeds.

Allah knows best.

IMAN, ISLAM AND IHSAN

Praise be to Allah, the Lord of the Worlds; and may His blessings and peace be upon our Prophet Muhammad and upon all his Family and Companions.

Islam has three stages: Islam, Iman, and Ihsan.

Islam: The meaning of Islam is as defined by the Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam) when he was asked by the Angel Gabriel (Alaihi As-Salaam): “To testify that none has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is His Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam), to establish the prayers, to give Zakah, to fast the month of Ramadan, and to make pilgrimage to Makkah, if one is able to do so”. [Reported by Muslim and others].

Iman: The Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam) said that Iman is, "To believe in Allah, His Angels, His Books, to believe in meeting Him, to believe in His Messengers, the Resurrection and the predestination." [Reported by Bukhari, Muslim and others].

This is the meaning of Islam and Iman if they are mentioned in one context. However, if only one of them is mentioned, then each one encompasses the meaning of the other one. If the word Islam only is mentioned, it includes the meaning of Iman, and vice-versa.

By the definitions of Islam and Iman, we notice that Iman is about inwardly actions, and Islam is about outside actions.

Ihsan: Ihsan is exclusively the highest status of religion, its meaning is: "To worship Allah as if you see Him, and if you do not see Him, He sees you." This is the definition of Ihsan as stated by the Prophet (Sallallahu Alaihi wa Sallam).

That’s to say that Ihsan has two stages: the highest one is to worship Allah as if you see Him; if you cannot attain this status of worship, then worship Him being certain that He sees you and that He is All-Aware of your actions and deeds.

Allah knows best.