Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad Rasulullah

Rabu, 28 April 2010

70. Al-Ma'arij 1-44 (Tempat-Tempat Naik)

70. Al Ma´aarij
Muqaddimah

Surat ini terdiri atas 44 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Haaqqah. Perkataan Al Ma'arij yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata jamak dari Mi'raj, diambil dari perkataan Al Ma'arij yang terdapat pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.

Pokok-pokok isinya :

Perintah bersabar kepada Nabi Muhammad s.a.w dalam menghadapi ejekan-ejekan dan keingkaran orang-orang kafir, kejadian-kejadian pada hari kiamat; azab Allah tak dapat dihindarkan dengan tebusan apapun, sifat-sifat manusia yang mendorongnya ke api neraka; amal- amal perbuatan yang dapat membawa manusia ke martabat yang tinggi; peringatan Allah akan mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik.


Al MA´AARIJ (TEMPAT-TEMPAT NAIK)
SURAT KE 70 : 44 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

KEPASTIAN DATANGNYA AZAB KEPADA ORANG-ORANG KAFIR

1. Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa,




2. orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,





3. (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.

4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510]


[1510]. Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.


5. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.

6. Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil).




7. Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi).

8. Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak,

9. dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),

10. dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya,

11. sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya,

12. dan isterinya dan saudaranya,

13. dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia).

14. Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.

15. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak,

16. yang mengelupas kulit kepala,

17. yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama),

18. serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya[1511].


[1511]. Maksudnya: orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula menafkahkannya ke jalan yang benar.


19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,

25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,

27. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

28. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,

30. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki[1512], maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.


[1512]. Lihat no. [994].


31. Barangsiapa mencari yang di balik itu[1513], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.


[1513]. Lihat no. [995].


32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.

34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

35. Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.

AZAB YANG MENGHINAKAN AKAN MENIMPA ORANG-ORANG YANG MENDUSTAKAN ALLAH

36. Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,

37. dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok [1514]


[1514]. Menurut keterangan sebagian ahli tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah shalat dan membaca Al Quran di dekat Ka'bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan: Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk syurga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk lebih dahulu. Maka turunlah ayat 38.


38. Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam syurga yang penuh kenikmatan?,

39. sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)[1515].


[1515]. Yang dimaksud dengan ayat ini ialah, bahwa mereka, orang-orang kafir, diciptakan oleh Allah dari air mani untuk beriman dan bertakwa kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak masuk syurga.


40. Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.

41. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

42. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,

43. (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),

44. dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.


Penutup

Surat Al Ma´aarij menerangkan sifat-sifat yang buruk serta memberi petunjuk kepada jalan-jalan yang dapat mencapai kemuliaan dan derajat yang tinggi.

HUBUNGAN SURAT AL MA´AARIJ DENGAN SURAT NUH

1. Pada akhir surat Al Ma´aarij Allah menerangkan bahwa Dia berkuasa mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik, sedang dalam surat Nuh dibuktikan dengan penenggelaman kaum Nuh yang durhaka.
2. Kedua surat ini dimulai dengan ancaman azab kepada orang-orang kafir.

71. NUH 1-28

71. Nuh
Muqaddimah

Surat ini terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Nahl. Dinamakan dengan surat Nuh karena surat ini seluruhnya men jelaskan da´wah dan doa Nabi Nuh a.s.

Pokok-pokok isinya :

Ajakan Nabi Nuh AS kepada kaumnya untuk beriman kepada Allah SWT serta bertobat kepada-Nya; perintah memperhatikan kejadian alam semesta dan kejadian manusia yang merupakan manifestasi kebesaran Allah; siksaan Allah di dunia dan akhirat bagi kaum Nuh yang tetap kafir; doa Nabi Nuh AS.




NUH (NABI NUH)
SURAT KE 71 : 28 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

KISAH NUH DENGAN KAUMNYA
Seruan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya



1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih",




2. Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,

3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,




4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu[1516] sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui".


[1516]. Maksudnya: memanjangkan umurmu.




Pengaduan Nuh a.s. kepada Allah tentang keingkaran kaumnya

5. Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

6. maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.

8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan[1517],


[1517]. Dakwah ini dilakukan setelah da'wah dengan cara diam-diam tidak berhasil.




9. kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam[1518],


[1518]. Sesudah melakukan da'wah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil maka Nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu dengan sekaligus.



10. maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,

11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian[1519].


[1519]. Lihat surat Al Mu'minun ayat 12, 13 dan 14


15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,

18. kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.

19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,

20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".

21. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,

22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar".

23. Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr[1520]".


[1520]. Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada qabilah-qabilah kaum Nuh.


24. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.

Azab yang ditimpakan kepada kaum Nuh a.s.


25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah[1521].


[1521]. Maksudnya: berhala-berhala mereka tidak dapat memberi pertolongan kepada mereka. Hanya Allah yang dapat menolong mereka. Tetapi karena mereka menyembah berhala, maka Allah tidak memberi pertolongan.


26. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.




27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir.

28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".




Penutup

Surat Nuh menjelaskan da´wah Nuh a.s. kepada kaumnya dan tantangan mereka, kemudian azab yang ditimpakan kepada mereka.

HUBUNGAN SURAT NUH DENGAN SURAT AL JIN

1. Kedua surat ini mempunyai persamaan a.l :
a. Menggambarkan da´wah Nabi dan sikap lawan-lawannya.
b. Menerangkan azab yang akan ditimpakan atas mereka yang durhaka.
2. Dalam surat Nuh, Allah memerintahkan supaya meminta ampun kepada-Nya, niscaya Dia melimpahkan harta dan anak, sedang dalam Al Jin dijelaskan bahwa mereka yang hidup di atas jalan yang benar, akan mendapat rezeki yang besar dari Allah.

72. Al-Jin 1-28 (JIN)

72. Al Jin
Muqaddimah

Surat Al Jin terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al A'raaf. Dinamai Al Jin diambil dari perkataan Al Jin yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat tersebut dan ayat-ayat berikutnya diterangkan bahwa Jin sebagai makhluk halus telah mendengar pembacaan Al Quran dan mereka mengikuti ajaran Al Quran tersebut.

Pokok-pokok isinya :
Pengetahuan tentang jin diperoleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan jalan wahyu; pernyataan iman segolongan jin kepada Allah; jin ada yang mukmin ada pula yang kafir; janji Allah kepada jin dan manusia untuk melimpahkan rezki-Nya kalau mereka mengikuti jalan yang lurus; janji perlindungan Allah terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dan wahyu yang dibawanya

Al JIN (JIN)

SURAT KE 72 : 28 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ISLAMNYA JIN SETELAH MENDENGAR AL QUR'AN


1. Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,


2. (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,

3. dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.


4. Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah[1522],


[1522].Yang dimaksud dengan perkataan yang melampaui batas, ialah mengatakan bahwa Allah mempunyai isteri dan anak.


5. dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.





6. Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan[1523] kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.


[1523]. Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu.





7. Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun,

8. dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

9. dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang[1524] barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).


[1524]. Yang dimaksud dengan sekarang, ialah waktu sesudah Nabi Muhammad s.a.w. diutus menjadi rasul.


10. Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.

11. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

12. Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada)Nya dengan lari.

13. Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.

14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

15. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam.

16. Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).

17. Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.

18. Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

19. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.

PEMELIHARAAN ALLAH TERHADAP WAHYU YANG DITURUNKAN KEPADA NABI

20. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".

21. Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan".

22. Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya".

23. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

24. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya.

25. Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?".

26. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.

27. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

28. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.





Penutup

Surat Al Jin menerangkan bahwa Al Quran di samping petunjuk bagi manusia juga sebagai petunjuk bagi jin.

HUBUNGAN SURAT AL JIN DENGAN SURAT AL MUZZAMMIL

1. Surat Al Jin menerangkan ketakjuban segolongan jin yang mendengarkan pembacaan Al Quran, sedang pada surat Al Muzzammil Allah memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w. membaca Al Quran pada waktu malam.
2. Pada surat Al Jin diterangkan bahwa orang-orang kafir Mekah selalu mengganggu Nabi Muhammad s.a.w. bila beliau sembahyang sedang surat Al Muzammil memerintahkan agar Nabi Muhammad s.a.w. mengerjakan sembahyang malam untuk menguatkan jiwanya.

73. Al-Muzammil 1-20 (Orang Yang Berselimut)

73. Al Muzzammil
Muqaddimah

Surat Al Muzzammil terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Qalam. Dinamai Al Muzzammil (orang yang berselimut) diambil dari perkataan Al Muzzammil yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan orang yang berkemul ialah Nabi Muhammad s.a.w.

Pokok-pokok isinya:
Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh Rasullulah s.a.w. untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan bangun di malam hari untuk bersembahyang tahajjud, membaca Al Quran dengan tartil; bertasbih dan bertahmid; perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul. Akhirnya kepada umat Islam diperintahkan untuk bersembahyang tahajjud, berjihad di jalan Allah, membaca Al Quran, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon ampunan kepada Allah s.w.t.


AL MUZZAMMIL(ORANG YANG BERSELIMUT)
SURAT KE 73 : 20 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

PETUNJUK-PETUNJUK ALLAH KEPADA NABI MUHAMMAD S.A.W. UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI DALAM BERDAKWAH
Kewajiban shalat malam atas Nabi Muhammad s.a.w.


1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),

2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[1525], kecuali sedikit (daripadanya),


[1525]. Sembahyang malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat.


3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.




4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.

6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).

8. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.

9. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.
Beberapa petunjuk lainnya untuk Nabi Muhammad s.a.w.

10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.

11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.

12. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.

13. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.

14. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.

15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun.

16. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.

17. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.

18. Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.

19. Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.

BEBERAPA PETUNJUK BAGI KAUM MUSLIMIN


20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu
orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Penutup

Surat Al Muzzammil menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan petunjuk-petunjuk Allah untuk menguatkan jiwa yang bagi seseorang yang akan melakukan tugas yang berat.

HUBUNGAN SURAT AL MUZZAMMIL DENGAN SURAT AL MUDDATSTSIR

1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan seruan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
2. Surat Al Muzzammil berisi perintah bangun di malam hari bersembahyang tahajjud dan membaca Al Quran untuk menguatkan jiwa seseorang sedang Surat Al Muddatstsir berisi perintah melakukan da'wah mensucikan diri, dan bersabar.

Minggu, 25 April 2010

74. Al-Muddatstsir 1-56 (Orang Yang Berselimut)

74. Al Muddatstsir
Muqaddimah

Surat Al Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya :
Perintah untuk mulai berda´wah mengagungkan Allah, membersihkan pakaian, menjauhi maksiat, memberikan sesuatu dengan ikhlas dan bersabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah; Allah akan mengazab orang-orang yang menentang Nabi Muhammad s.a.w. dan mendustakan Al Quran; tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang ia usahakan.


AL MUDDATSTSIR (ORANG YANG BERKEMUL)
SURAT KE 74 : 56 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

PERINTAH KEPADA NABI UNTUK BERDAKWAH
Beberapa petunjuk dalam berda´wah


1. Hai orang yang berkemul (berselimut),

2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

3. dan Tuhanmu agungkanlah!

4. dan pakaianmu bersihkanlah,

5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

8. Apabila ditiup sangkakala,




9. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,

10. bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.

Orang yang ingkar urusannya kepada Allah


11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian[1526].


[1526]. Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al Walid bin Mughirah.


12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,

13. dan anak-anak yang selalu bersama dia,

14. dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,

15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.

16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al Quran).
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.

18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),

19. maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,

20. kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,

21. kemudian dia memikirkan,

22. sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,

23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,

24. lalu dia berkata: "(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),

25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia".

26. Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.

27. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?

28. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan [1527].


[1527]. Yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali.


29. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.

30. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).

31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.






Yang menerima da´wah akan mendapat pahala dan yang menolaknya akan masuk neraka

32. Sekali-kali tidak[1528], demi bulan,


[1528]. Sekali-kali tidak adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal tersebut di atas.


33. dan malam ketika telah berlalu,

34. dan subuh apabila mulai terang.

35. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,




36. sebagai ancaman bagi manusia.

37. (Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur[1529].


[1529]. Yang dimaksud dengan maju ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima peringatan.


38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,




39. kecuali golongan kanan,

40. berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,

41. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,

42. "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"

43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,

44. dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,

45. dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,

46. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,

47. hingga datang kepada kami kematian".

48. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at.

49. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?,

50. seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,
51. lari daripada singa.

52. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.
53. Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.

54. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.

55. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran).

56. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.

Penutup

Surat ini mengandung perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk melakukan da´wah, disertai ancaman bagi orang yang menghalang-halangi da´wah.

HUBUNGAN SURAT AL MUDDATSTSIR DENGAN SURAT AL QIYAAMAH

1. Surat Al Muddatstsir menerangkan bahwa walaupun keterangan apa saja yang dikemukakan kepada orang kafir mereka tidak percaya kepada adanya hari akhirat dan tidak takut kepadanya, sedang pada surat Al Qiyaamah, Allah menegaskan bahwa hari kiamat itu pasti terjadi disertai dengan bukti-buktinya.
2. Dalam surat Al Muddatstsir diterangkan bahwa orang-orang kafir mendustakan Al Quran, sedang dalam surat Al Qiyaamah Allah menjamin tetapnya Al Quran dalam ingatan Nabi dan mengajarkan bacaannya.

Sabtu, 24 April 2010

75. Al-Qiyaamah 1-40 (Hari Qiyamat)

75. Al Qiyaamah
Muqaddimah

Surat Al Qiyaamah terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Qaari'ah. Dinamai Al Qiyaamah (hari kiamat) diambil dari perkataan Al Qiyaamah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya; jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al Quran dalam dada Nabi sehingga Nabi tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya; celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat; keadaan manusia di waktu sakaratul maut.


AL QIYAAMAH (HARI KIAMAT)
SURAT KE 75 : 40 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

HARI KIAMAT DAN HURU HARANYA
Kekuasaan Allah menghidupkan manusia seperti semula



1. Aku bersumpah demi hari kiamat,

2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)[1530].


[1530]. Maksudnya: Bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.


3. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

4. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

5. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.

6. Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?"

7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),

8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya,

9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,

10. pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?"

11. sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!

12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.


13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.

14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri[1531],


[1531]. Maksudnya ayat ini ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti tersebut dalam surat Nur ayat 24.


15. meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

Tertib ayat-ayat dan surat-surat dalam Al Quran menurut ketentuan Allah


16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya[1532].


[1532]. Lihat no. [946]


17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.




20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,

21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.





22. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,

25. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.

Keadaan manusia di saat sakaratul maut


26. Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,

27. dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?",

28. dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),

29. dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan)[1533],


[1533]. Karena hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.


30. kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.





31. Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat,

32. tetapi ia mendustakan (Rasul) dam berpaling (dari kebenaran),

33. kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).




34. Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,


35. kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu[1534].


[1534]. Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: pertama di saat ia akan mati, kedua ketika ia dalam kubur, ketiga pada waktu hari berbangkit dan keempat dalam neraka jahannam.


Manusia dijadikan Allah tidak dengan sia-sia


36. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?

37. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),


38. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,

39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?

Penutup

Surat Al Qiyaamah menerangkan tentang hari kiamat, disertai bukti-buktinya dan keadaan pada hari kiamat tersebut.

HUBUNGAN SURAT AL QIYAAMAH DENGAN SURAT AL INSAAN

1. Surat Al Qiyaamah diakhiri dengan peringatan kepada manusia akan asal kejadiannya, sedang surat Al Insaan dimulai pula dengan peringatan tersebut serta memberinya petunjuk akan jalan yang membawa manusia kepada kesempurnaan.
2. Kedua surat ini sama-sama mencela orang-orang yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat.
3. Surat Al Qiyaamah menerangkan huru-hara pada hari kiamat dan azab yang dialami orang-orang kafir di waktu itu, sedang surat Al insaan menerangkan keadaan yang dialami orang-orang yang bertakwa dan berbakti, di akhirat dan di dalam surga nanti.

76. Al-Insaan 1-31 (Manusia)

76. Al Insaan
Muqaddimah

Surat Al Insaan terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar Rahmaan. Dinamai al Insaan (manusia) diambil dari perkataan Al Insaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Penciptaan manusia; petunjuk-petunjuk untuk mencapaikehidupan yang sempurna dengan menempuh jalan yang lurus; memenuhi nazar, memberi makan orang miskin dan anak yatim serta orang yang ditawan karena Allah, takut kepada hari kiamat mengerjakan shalat dan shalat tahajjud dan bersabar balam menjalankan hukum Allah; ganjaran terhadap orang yang mengikuti petunjuk dan ancaman terhadap orang yang mengingkarinya.


AL INSAAN (MANUSIA)
SURAT KE 76 : 31 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

KEHIDUPAN MANUSIA MENUJU KESEMPURNAAN
Proses kejadian manusia



1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.


[1535]. Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.


3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

4. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.




Balasan Allah kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan tingkatan-tingkatan balasan-balasan itu



5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur[1536],


[1536]. Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.


6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.

7. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

9. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

10. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

12. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

13. di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.

14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.

15. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,

16. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.

17. Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

18. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.

19. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.

20. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

21. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.

22. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).

Tuntutan-tuntutan Allah kepada Muhammad s.a.w.



23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.

24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.

25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.




26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.

27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).

28. Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.

29. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.
30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

31. Dan memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.


Penutup

Surat Al Insaan menerangkan bahwa setelah manusia diciptakan, manusia diberi petunjuk untuk mencapai kehidupan yang sempurna, ada yang mengingkari dan ada yang tidak mengikutinya, ganjaran bagi mereka yang mengikuti dan ancaman bagi mereka yang tidak mengikutinya.

HUBUNGAN SURAT AL INSAAN DENGAN SURAT AL MURSALAAT

1. Surat Al Insaan menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang yang durhaka, sedang pada surat Al Mursalaat Allah bersumpah bahwa semua ancamannya itu pasti terjadi.
2. Surat Al Insaan menerangkan tentang kejadian manusia secara umum, sedang surat Al Mursalaat menerangkan kejadian itu secara terperinci.

Kamis, 22 April 2010

77. Al-Mursalat 1-50

77. Al Mursalaat
Muqaddimah

Surat Al Mursalaat terdiri atas 50 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Humazah. Dinamai Al Mursalaat (Malaikat-Malaikat yang diutus), diambil dari perkataan Al Mursalaat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai juga Amma yatasaa aluun diambil dari perkataan Amma yatasaa aluun yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Penegasan Allah bahwa semua yang diancamkan-Nya pasti terjadi; peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum hari berbangkit; peringatan Allah akan kehancuran umat-umat yang dahulu yang mendustakan nabi-nabi dan asal kejadian manusia dari air yang hina; keadaan orang-orang kafir dan orang mukmin di hari kiamat.




AL MURSALAAT
(MALAIKAT-MALAIKAT YANG DIUTUS)
SURAT KE 77 : 50 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

KEADAAN MANUSIA DI HARI KEPUTUSAN
Segala ancaman Allah pasti terjadi


1. Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,




2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya[1537],


[1537]. Maksudnya: terbang untuk melaksanakan perintah Tuhannya.


3. dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya[1538],


[1538]. Di waktu malaikat turun untuk membawa wahyu, sebagian ahli Tafsir berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan an naasyiraat ialah angin yang bertiup dengan membawa hujan.


4. dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya,

5. dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,

6. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,

7. sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.

8. Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan,

9. dan apabila langit telah dibelah,

10. dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,

11. dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka)[1539].


[1539]. Maksudnya: waktu untuk berkumpul bersama-sama beserta umat mereka masing-masing.


12. (Niscaya dikatakan kepada mereka:) "Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?"

13. Sampai hari keputusan.

14. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?

15. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.






16. Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?




17. Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang yang datang kemudian.




18. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa.

19. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.




20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina[1540]?


[1540]. Yang dimaksud dengan air yang hina ialah air mani.


21. kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim),

22. sampai waktu yang ditentukan,

23. lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.

24. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul,

26. orang-orang hidup dan orang-orang mati [1541]?


[1541]. Maksudnya: bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya


27. dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?

Azab-azab yang ditimpakan atas orang-orang yang mendustakan kebenaran dan balasan kepada orang-orang yang bertakwa


28. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

29. (Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat): "Pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya.

30. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang[1542],


[1542]. Yang dimaksud dengan naungan di sini bukanlah naungan untuk berteduh akan tetapi asap api neraka yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.


31. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka".

32. Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana.

33. Seolah-olah ia iringan unta yang kuning.

34. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.




35. Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu),




36. dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.

37. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.




38. Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang terdahulu.

39. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku.

40. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.




41. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air.

42. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.

43. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan".

44. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

45. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

46. (Dikatakan kepada orang-orang kafir): "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa".

47. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

48. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Rukuklah, niscaya mereka tidak mau ruku'[1543].


[1543]. Sebagian ahli Tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukuk di sini ialah tunduk kepada perintah Allah; sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah shalat.


49. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.




50. Maka kepada perkataan apakah sesudah Al Quran ini mereka akan beriman?




Penutup

Surat Al Mursalaat menerangkan azab yang akan diderita oleh orang-orang yang menolak kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana azab yang diderita umat-umat yang dahulu yang menolak kebenaran yang dibawa rasul-rasul mereka.

HUBUNGAN SURAT AL MURSALAAT DENGAN SURAT AN NABA´

1. Kedua surat ini sama-sama menerangkan keadaan neraka tempat orang-orang kafir menerima azab, dan keadaan surga tempat orang-orang yang bertakwa merasakan nikmat Allah.
2. Dalam surat Al Mursalaat diterangkan tentang yauml fashl (hari keputusan) secara umum sedang surat An Naba´ menjelaskannya.

Selasa, 20 April 2010

78. AN-NABA' 1-40 (JUZ 'AMMA)

78. An Naba'
Muqaddimah

Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Ma´aarij. Dinamai An Naba´ (berita besar) diambil dari perkataan An Naba´ yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga Amma yatasaa aluun diambil dari perkataan Amma yatasaa aluun yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Pengingkaran orang-orang musyrik terhadap adanya hari berbangkit dan ancaman Allah terhadap sikap mereka itu;kekuasaan-kekuasaan Allah yang terlihat dalam alam sebagai bukti adanya hari berbangkit; peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari berbangkit; azab yang diterima orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah serta kebahagiaan yang diterima orang-orang mukmin di hari kiamat; penyesalan orang kafir di hari kiamat.




AN NABA´ (BERITA BESAR)
SURAT KE 78 : 40 ayat
JUZ 30

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

HARI BERBANGKIT
Kekuasaan Allah menciptakan alam dan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya adalah bukti bagi kekuasaan-Nya membangkitkan manusia


1. Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?




2. Tentang berita yang besar[1544],


[1544]. Yang dimaksud dengan berita yang besar ialah berita tentang hari berbangkit.


3. yang mereka perselisihkan tentang ini.

4. Sekali-kali tidak[1545]; kelak mereka akan mengetahui,


[1545]. Ini adalah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.




5. kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.

6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,

8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,

10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian[1546],


[1546]. Malam itu disebut sebagai pakaian karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.


11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,

12. dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,

13. dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),

14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,

16. dan kebun-kebun yang lebat?

Kehebatan hari berbangkit



17. Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,

18. yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,

19. dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu,

20. dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.

Balasan terhadap orang yang durhaka



21. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai[1547],


[1547]. Maksudnya: di neraka Jahannam ada suatu tempat yang dari tempat itu para penjaga neraka mengintai dan mengawasi isi neraka.

22. lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,




23. mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,

24. mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,

25. selain air yang mendidih dan nanah,

26. sebagai pambalasan yang setimpal.

27. Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab,

28. dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh- sungguhnya.

29. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab[1548].


[1548]. Yang dimaksud dengan kitab di sini adalah buku catatan amalan manusia.


30. Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.

Balasan terhadap orang yang bertakwa


31. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,

32. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

33. dan gadis-gadis remaja yang sebaya,

34. dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

35. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta.

36. Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,




37. Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.

Perintah agar manusia memilih jalan yang benar kepada Tuhannya



38. Pada hari, ketika ruh[1549] dan para malaikat berdiri bershaf- shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.


[1549]. Para ahli tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud ruh dalam ayat ini. Ada yang mengatakan Jibril, ada yang mengatakan tentara Allah, ada pula yang mengatakan ruh manusia.


39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.


40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah".





Penutup

Surat An Naba´ menerangkan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap hari berbangkit, ancaman Allah terhadap sikap mereka, azab yang mereka terima di hari kiamat serta kebahagiaan orang-orang yang beriman.

HUBUNGAN SURAT AN NABA´ DENGAN SURAT AN NAAZI´AAT

1. Surat An Naba´ menerangkan ancaman Allah terhadap sikap orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari berbangkit, serta mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit, sedang pada surat An Naazi´aat Allah bersumpah bahwa hari kiamat yang mendahului hari berbangkit itu pasti terjadi.
2. Sama-sama menerangkan huru-hara yang terjadi pada hari kiamat dan hari berbangkit.

79. An-Naazi'aat 1-46

79. An Naazi´aat
Muqaddimah

Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Naba´. Dinamai An Naazi´aat diambil dari perkataan An Naazi´aat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula as Saahirah yang diambil dari ayat 14, dinamai juga Ath Thaammah diambil dari ayat 34.

Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Penegasan Allah tentang adanya hari kiamat dan sikap orang- orang musyrik terhadapnya; manusia dibagi 2 golongan di akhirat; manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya saat kiamat.
2. Kisah:
Kisah Musa a.s. dengan Fir´aun.




AN NAAZI´AAT (MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT)
SURAT KE 79 : 46 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


PENEGASAN HARI BERBANGKIT KEPADA ORANG-ORANG YANG MUSYRIK YANG MENGINGKARINYA


1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,

2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut,

3. dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,




4. dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang,

5. dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)[1550].


[1550]. Dalam ayat 1 s/d 5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya, bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat. Sebahagian ahli tafsir berpendapat, bahwa dalam ayat-ayat itu Allah bersumpah dengan bintang-bintang.


6. (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam,

7. tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.

8. Hati manusia pada waktu itu sangat takut,

9. Pandangannya tunduk.

10. (Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula[1551]?


[1551]. Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian itu.

11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?"

12. Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan".

13. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja,

14. maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.

KISAH MUSA A.S. DAN FIR´AUN SEBAGAI PENGHIBUR BAGI NABI MUHAMMAD S.A.W.



15. Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.




16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;

17. "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,

18. dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)".

19. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?"

20. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.

21. Tetapi Fir´aun mendustakan dan mendurhakai.

22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).

23. Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.

24. (Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi".

25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.

26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).

MEMBANGKITKAN MANUSIA ADALAH MUDAH BAGI ALLAH SEPERTI MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA


27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,




28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

DI HARI KIAMAT ITU TERINGATLAH MANUSIA AKAN PERBUATANNYA DI DUNIA


34. Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.

35. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,




36. dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.




37. Adapun orang yang melampaui batas,

38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

39. maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).

42. (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?[1552]


[1552]. Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.





43. Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?





44. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).

45. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)

46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari[1553].


[1553]. Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia adalah sebentar saja.




Penutup

Surat An Naazi´aat mengutarakan sumpah Allah dengan menyebut malaikat yang bermacam-macam tugasnya, bahwa hari kiamat pasti terjadi, dan membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allah, serta mengancam orang- orang musyrik yang mengingkari kebangkitan dengan siksaan yang telah dialami Fir´aun dan pengikut-pengikutnya. Selanjutnya surat ini menerangkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu.

HUBUNGAN SURAT AN NAAZI´AAT DENGAN SURAT ´ABASA

Pada akhir surat An Naazi´aat ditaerangkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah pemberi peringatan kepada orang-orang yang takut dengan hari kiamat, sedang pada permulaan surat ´Abasa dibayangkan bahwa dalam memberikan peringatan itu hendaklah memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi peringatan dengan tidak memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Senin, 19 April 2010

80. 'Abasa 1-42

80. ´Abasa
Muqaddimah


Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai 'Abasa diambil dari perkataan 'Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat- ayat Al Quran yang telah diturunkan Allah. tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.

Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:Dalil-dalil keesaan Allah; keadaan manusia pada hari kiamat.
2. Dan lain-lain:Dalam berda'wah hendaknya memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi da'wah; cercaan Allah kepada manusia yang tidak mensyukuri nikmat-Nya.


'ABASA (IA BERMUKA MASAM)
SURAT KE 80 : 42 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

TEGURAN KEPADA RASULULLAH S.A.W.

1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,

2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].


[1554]. Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.


3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),





4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],


[1555]. Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.


6. maka kamu melayaninya.

7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).

8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),

9. sedang ia takut kepada (Allah), s
10. maka kamu mengabaikannya.

11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,

12. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan[1556],


[1556]. Maksudnya: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauhul Mahfuzh.


14. yang ditinggikan lagi disucikan,

15. di tangan para penulis (malaikat),

16. yang mulia lagi berbakti.

PERINGATAN TUHAN KEPADA MANUSIA YANG TIDAK TAHU HAKIKAT DIRINYA

17. Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?

18. Dari apakah Allah menciptakannya?

19. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya[1557].


[1557]. Yang dimaksud dengan menentukannya ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan nasibnya.


20. Kemudian Dia memudahkan jalannya.[1558]


[1558]. Memudahkan jalan maksudnya memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang benar atau jalan yang sesat.


21. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,


22. kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.




23. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,

24. maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.




25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),

26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,




27. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,

28. anggur dan sayur-sayuran,

29. zaitun dan kurma,

30. kebun-kebun (yang) lebat,

31. dan buah-buahan serta rumput-rumputan,

32. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

35. dari ibu dan bapaknya,

36. dari istri dan anak-anaknya.

37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

39. tertawa dan bergembira ria,

40. dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,

41. dan ditutup lagi oleh kegelapan[1559].


[1559]. Maksudnya mereka ditimpa kehinaan dan kesusahan.


42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

Penutup

Surat 'Abasa mengandung teguran Allah kepada Rasululah s.a.w. yang lebih mengutamakan pembesar-pembesar Quraisy yang diharapkan agar mereka masuk Islam daripada Ibnu Ummi Maktum yang buta, tapi telah diyakini keimanannya; Al Quran adalah sebagai peringatan; dan salah satu sifat manusia ialah tidak mensyukuri nikmat Allah.

HUBUNGAN SURAT 'ABASA DENGAN SURAT AT TAKWIIR

1. Sama-sama menerangkan tentang huru-hara pada hari kiamat.
2. Sama-sama menerangkan bahwa manusia pada hari kiamat terbagi dua.
3. Pada surat 'Abasa Allah s.w.t. menegur Muhammad s.a.w. sedang dalam surat At Takwiir Allah menegaskan bahwa Muhammad s.a.w. adalah seorang Rasul yang mulia.

Sabtu, 17 April 2010

81. At-Takwiir 1-29

81. At Takwiir
Muqaddimah

Surat At Takwir terdiri atas 29 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Masadd. Kata At Takwir (terbelah) yang menjadi nama bagi surat ini adalah dari kata asal (mashdar) dari kata kerja kuwwirat (digulung) yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Kegoncangan-kegoncangan yang terjadi pada hari kiamat; pada hari kiamat setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerja- kannya waktu di dunia; Al Quran adalah firman Allah yang disam- paikan oleh Jibril a.s.; penegasan atas kenabian Muhammad s.a.w.; Al Quran sumber petunjuk bagi umat manusia yang menginginkan hidup lurus; suksesnya manusia dalam mencapai kehidupan yang lurus itu tergantung kepada taufiq dari Allah.


AT TAKWIIR (MENGGULUNG)
SURAT KE 81 : 29 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

DI KALA TERJADI PERISTIWA-PERISTIWA BESAR PADA HARI KIAMAT, TAHULAH TIAP-TIAP JIWA APA YANG TELAH DIKERJAKANNYA WAKTU DI DUNIA

1. Apabila matahari digulung,

2. dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

3. dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

4. dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan)

5. dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,

6. dan apabila lautan dijadikan meluap

7. dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)

8. dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,




9. karena dosa apakah dia dibunuh
10. dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka,

11. dan apabila langit dilenyapkan,




12. dan apabila neraka Jahim dinyalakan,

13. dan apabila syurga didekatkan,
14. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.

MUHAMMAD BUKANLAH SEORANG GILA, MELAINKAN RASUL, KEPADANYA DITURUNKAN AL QURAAN

15. Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang,

16. yang beredar dan terbenam,
17. demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya,

18. dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,
19. sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),

20. yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy,
21. yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.

23. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.
24. Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.

25. Dan Al Qur'aan itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk,
26. maka ke manakah kamu akan pergi[1560]?


[1560]. Maksudnya: sesudah diterangkan bahwa Al Quran itu benar-benar datang dari Allah dan di dalamnya berisi pelajaran dan petunjuk yang memimpin manusia ke jalan yang lurus, ditanyakanlah kepada orang-orang kafir itu:"Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?"




27. Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,

28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.

29. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.

Penutup

Surat At Takwiir mengemukakan tentang kejadian-kejadian pada hari kiamat serta kebenaran Al Quran sebagai wahyu Allah dan kerasulan Nabi Muhammad s.a.w.

HUBUNGAN SURAT AT TAKWIIR DENGAN SURAT AL INFITHAAR

1. Permulaan dar kedua surat ini sama-sama mengemukakan kejadian-kejadian yang dahsyat pada hari kiamat.
2. Pada surat At Takwiir dinyatakan bahwa tiap jiwa akan mengetahui apa-apa yang telah dikerjakannya, kemudian pada surat Al Infithaar diulang lagi dan ditegaskan bahwa manusia-manusia itu tidak dapat saling tolong- menolong di akhirat.

82. Al-Infithaar 1-19

82. Al Infithaar
Muqaddimah

Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat An Naazi'aat. Al Infithaar yang dijadikan nama untuk surat ini adalah kata asal dari kata Infatharat (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama.

Pokok-pokok isinya:
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat; peringatan kepada manusia agar tidak terpedaya sehingga durhaka kepada Allah; adanya malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia; pada hari kiamat manusia tak dapat menolong orang lain; hanya kekuasaan Allah-lah yang berlaku pada waktu itu.


AL INFITHAAR (TERBELAH)
SURAT KE 82 : 19 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

CELAAN TERHADAP MANUSIA YANG DURHAKA KEPADA ALLAH

1. Apabila langit terbelah,

2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,




3. dan apabila lautan menjadikan meluap,

4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

5. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.

6. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

7. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,

8. dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

9. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

SEMUA PERBUATAN MANUSIA DICATAT OLEH MALAIKAT DAN AKAN MENDAPAT BALASAN YANG SEIMBANG

10. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),

11. yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

13. Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan,

14. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

15. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

16. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.
17. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

18. Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

19. (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.


Penutup

Surat Al Infithaar ini menggambarkan kejadian-kejadian pada hari kiamat, dan menerangkan keingkaran manusia kepada karunia Allah dan bahwa segala amal perbuatan mereka itu akan mendapat pembalasan.

HUBUNGAN SURAT INI DENGAN SURAT AL MUTHAFFIFIIN

1. Dalam surat Al Infithaar ini Allah menjelaskan adanya malaikat yang menjaga dan mencata amal perbuatan manusia, lalu pada Surat Al Muthaffifiin dijelaskan lagi tentang buku catatan itu.
2. Dalam surat Al Infithaar ini secara singkat diterangkan dua golongan manusia pada hari kiamat yaitu orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang durhaka. Maka dalam surat Al Muthaffifiin diuraikan lebih luas keadaan dan sifat kedua golongan manusia itu.

83.Al-Muthaffifin 1-36

83. Al Muthaffifin
Muqaddimah

Surat ini terdiri atas 36 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al 'Ankabuut dan merupakan surat yang terakhir di Mekkah sebelum hijrah. Al Muthaffifiin yang dijadikan nama bagi surat ini diambil dari kata Al Muthaffifiin yang terdapat pada ayat pertama.

Pokok-pokok isinya:
Ancaman Allah s.w.t. terhadap orang-orang yang mengurangi hak orang lain dalam timbangan, ukuran dan takaran; catatan kejahatan manusia dicantumkan dalam sijjiin sedang catatan kebajikan manusia dicantumkan dalam 'illiyyiin; balasan dan macam-macam kenikmatan bagi orang yang berbuat kebajikan; sikap dan pandangan orang-orang kafir di sunia terhadap orang-orang yang beriman; sikap orang-orang yang beriman di akhirat terhadap orang-orang kafir.


AL MUTHAFFIFIIN (ORANG-ORANG YANG CURANG)
SURAT KE 83 : 36 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ANCAMAN TERHADAP ORANG CURANG DALAM MENAKAR DAN MENIMBANG

1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang[1561],


[1561]. Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.



2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,


3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

5. pada suatu hari yang besar,

6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

KEADAAN ORANG-ORANG YANG DURHAKA PADA HARI KIAMAT

7. Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin[1562].




[1562]. Sijjin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.






8. Tahukah kamu apakah sijjin itu?

9. (Ialah) kitab yang bertulis.

10. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,

11. (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan.




12. Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,
13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu"

14. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.

15. Sekali-kali tidak[1563], sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.


[1563]. Maksudnya: sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Allah
16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan".

KEADAAN ORANG-ORANG YANG BERBAKTI KEPADA ALLAH PADA HARI KIAMAT

18. Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin. [1564]


[1564]. 'Illiyyin: nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.


19. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu?

20. (Yaitu) kitab yang bertulis,

21. yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).

22. Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga),

23. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.

24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.

25. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
26. laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
27. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,
28. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

EJEKAN-EJEKAN TERHADAP ORANG-ORANG MU'MIN DI DUNIA DAN BALASANNYA DI AKHIRAT


29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.


30. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.

31. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.

32. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat",

33. padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.
34. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,

35. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
36. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.


Penutup

Surat Al Muthaffifiin mengandung ancaman-ancaman terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang melakukan kecurangan, di samping itu memberikan janji yang baik kepada mereka yang beriman dan melakukan kebajikan.

HUBUNGAN SURAT AL MUTHAFFIFFIIN DENGAN SURAT AL INSYIQAAQ

1. Dalam surat Al Muthaffiffiin, Allah s.w.t. menerangkan bahwa segala amalperbuatan manusia, yang baik maupun yang buruk tercatat dalam suatu buku yang terpelihara. Dalam surat Al Insyiqaaq Allah s.w.t. menjelaskan bahwa buku-buku catatan itu akan diberikan kepada manusia pada hari kiamat dan cara bagaimana pemberiannya.
2. Dalam kedua surat ini, Allah juga menggambarkan ancaman bagi orang yang kafir dan ganjaran yang tak terhingga bagi orang-orang yang beriman.

84. Al-Insyiqaaq 1-25

84. Al Insyiqaaq
Muqaddimah

Surat Al Insyiqaaq, terdiri atas 25 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Infithaarr. Dinamai Al Insyiqaaq (terbelah), diambil dari perkataan Insyaqqat yang terdapat pada permulaan surat ini, yang pokok katanya ialah insyiqaaq.

Pokok-pokok isinya:
Peristiwa-peristiwa pada permulaan terjadinya hari kiamat; peringatan bahwa manusia bersusah payah menemui Tuhannya; dalam menemui Tuhannya kelak ada yang mendapat kebahagiaan dan ada pula yang mendapat kesengsaraan; tingkat-tingkat kejadian dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.


AL INSYIQAAQ (TERBELAH)
SURAT KE 84 : 25 ayat




Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ORANG-ORANG MUKMIN MENERIMA CATATAN AMALNYA DI SEBELAH KANAN DAN AKAN MENERIMA PEMERIKSAAN YANG MUDAH



1. Apabila langit terbelah,

2. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,

3. dan apabila bumi diratakan,

4. dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,

5. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).

6. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.[1565]


[1565]. Maksudnya: manusia di dunia ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.




7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,



8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,




9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

ORANG-ORANG DURHAKA MENERIMA CATATAN AMALNYA DARI BELAKANG DAN AKAN DIMASUKKAN KE DALAM NERAKA



10. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,

11. maka dia akan berteriak: "Celakalah aku".
12. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

13. Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).

14. Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).




15. (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.

MANUSIA MENGALAMI PROSES KEHIDUPAN TINGKAT DEMI TINGKAT


16. Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,

17. dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,

18. dan dengan bulan apabila jadi purnama,





19. sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),[1566]


[1566]. Yang dimaksud dengan tingkat demi tingkat ialah dari setetes air mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai dewasa. Dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali.


20. Mengapa mereka tidak mau beriman?

21. dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,

22. bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).

23. Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).

24. Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,

25. tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.

Penutup

Surat Al Insyiqaaq mengutarakan kejadian-kejadian permulaan terjadinya hari kiamat, bagaimana balasan amaan yang baik dan perbuatan yang buruk; dan kepastian terjadinya hari kiamat yang ditentang oleh orang-orang kafir.

HUBUNGAN SURAT AL INSYIQAAQ DENGAN SURAT AL BURUUJ

1. Kedua surat ini sama-sama menerangkan janji-janji Allah kepada orang- orang mukmin serta ancaman-anacaman-Nya kepada orang yang mengingkari seruan Rasululah s.a.w.
2. Pada surat Al Insyiqaaq diterangkan sikap orang-orang musyrik terhadap seruan rasululah s.a.w., sedang surat Al Buruuj menerangkan sikap orang- orang musyrik dan tindakan-tindakan mereka yang biasa mereka lakukan sejak dahulu terhadap orang-orang yang menerima seruan para rasul.

Jumat, 16 April 2010

85. Al-Buruuj 1-22

85. Al Buruuj
Muqaddimah

Surat Al Buruuj terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah surat Asy-Syams.

Dinamai Al Buruuj (gugusan bintang) diambil dari perkataan Al Buruuj yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Sikap dan tindakan-tindakan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang mengikuti seruan para rasul; bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah; isyarat dari Allah bahwa orang-orang kafir Mekah akan ditimpa azab sebagaimana kaum Fir'aun dan Tsamud telah ditimpa azab; jaminan Allah terhadap kemurnian Al Quran.


AL BURUUJ (GUGUSAN BINTANG)
SURAT KE 85 : 22 ayat




Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


ORANG-ORANG YANG MENENTANG MUHAMMAD S.A.W. AKAN MENGALAMI KEHANCURAN SEBAGAIMANA YANG DIALAMI UMAT-UMAT DAHULU YANG MENENTANG RASUL-RASUL MEREKA





1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,

2. dan hari yang dijanjikan,

3. dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.

4. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit[1567],


[1567]. Yaitu pembesar-pembesar Najran di Yaman.





5. yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,




6. ketika mereka duduk di sekitarnya,

7. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.

8. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,

9. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan[1568] kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.


[1568]. Yang dimaksud dengan mendatangkan cobaan ialah, seperti menyiksa, mendatangkan bencana, membunuh dan sebagainya.


11. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.

12. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.

13. Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).

14. Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,
15. yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha Mulia,

16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

17. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang,

18. (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud?

19. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,

20. padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka[1569].


[1569]. Maksudnya: mereka tidak dapat lolos dari kekuasaan Allah.


21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,


Penutup

Surat Al Buruuj mengutarakan sikap dan tindakan yang biasa dilakukan oleh orang-orang kafir sejak dahulu kepada orang-orang yang mengikuti seruan rasul dengan mengemukakan beberapa contoh yang telah dilakukan oleh orang-orang yang dahulu. Kemudian Allah mengisyaratkan kemenangan orang-orang yang beriman dan akan mengazab orang-orang kafir sebagai bujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya dalam menghadapi tindakan-tindakan orang-orang musyrik pada periode Mekah.

HUBUNGAN SURAT AL BURUUJ DENGAN SURAT ATH THAARIQ

1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan bersumpahnya Allah dengan menyebut langit.
2. Pada surat Al Buruuj disebutkan bahwa Al Quran itu dijaga dan dipelihara Allah dari segala yang dapat merusaknya, sedang surat Ath Thaariq menerangkan bahwa Al Quran adalah pemisah antara yang hak dan yang batil

86. Ath-Thaariq 1-17

86. Ath Thaariq
Muqaddimah

Surat Ath Thaariq terdiri atas 17 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Balad. Dinamai Ath Thaariq (yang datang di malam hari) diambil dari perkataan Ath Thaariq yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Tiap-tiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi Allah; merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu dari air mani akan menghilangkan sifat sombong dan takabur; Allah kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah; Al Quran adalah pemisah antara yang hak dan yang batil.


ATH THAARIQ (YANG DATANG DI MALAM HARI)
SURAT KE 86 : 17 ayat



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

TIAP-TIAP MANUSIA ITU ADA YANG MENJAGANYA


1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,

2. tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?




3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,

4. tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.

ALLAH YANG KUASA MENCIPTAKAN MANUSIA, KUASA PULA MEMBANGKITKANNYA


5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?

6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,




7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

8. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).

9. Pada hari dinampakkan segala rahasia,




10. maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.

AL QURAAN PEMISAH ANTARA YANG HAK DAN YANG BATHIL


11. Demi langit yang mengandung hujan[1570]


[1570]. Raj'i berarti kembali. Hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.




12. dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,




13. sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.

14. dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.

15. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.

16. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.

17. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.


Penutup

Surat Ath Thaariq menerangkan bahwa tiap-tiap diri tidak luput dari pengawasan Allah. Sebagaimana Allah menciptakan manusia, maka Allah dapat pula menghidupkan kembali bila ia telah mati; keterangan tentang Al Quran; bujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhadap tipu daya orang- orang kafir.

HUBUNGAN SURAT ATH THAARIQ DENGAN SURAT AL A'LAA

Pada surat Ath Thaariq diterangkan tentang penciptaan manusia dan diisyaratkan pula penciptaan tumbuh-tumbuhan, sedang pada surat Al A'laa diterangkan bahwa Allah menciptakan alam dengan sempurna dan dengan ukuran-ukuran tertentu.

87. Al-A'laa 1-19

87. Al A´laa
Muqaddimah

Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At Takwiir. Nama Al A´laa diambil dari kata Al A´laa yang terdapat pada ayat pertama, berarti Yang Paling Tinggi. Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu'ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu'man ibnu Basyir bahwa Rasulullah s.a.w. pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jum'at membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.

Pokok-pokok isinya :
Perintah Allah untuk bertasbih dengan menyebut nama-Nya. Nabi Muhammad s.a.w. sekali-kali tidak lupa pada ayat-ayat yang dibaca- kan kepadanya. Jalan-jalan yang menjadikan orang sukses hidup dunia dan akhirat. Allah menciptakan, menyempurnakan ciptaan-Nya, menentukan kadar-kadar, memberi petunjuk dan melengkapi keperluan- keperluannya sehingga tercapai tujuannya.


AL A´LAA (YANG PALING TINGGI)
SURAT KE 87 : 19 ayat




Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

BERTASBIH DAN MENSUCIKAN DIRI ADALAH PANGKAL KEBERUNTUNGAN



1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi,



2. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,


5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.
6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,
7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
8. dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah[1571],


[1571]. Maksudnya: jalan yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.


9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,
10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.



12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).


13. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),


15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.


16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa


Penutup

Surat Al A´laa mengemukakan sifat-sifat Allah s.w.t dan salah satu sifat Nabi Muhammad s.a.w. dan orang-orang yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat.

HUBUNGAN SURAT AL A´laa DENGAN SURAT AL GHAASYIYAH

Pada surat Al A´laa diterangkan secara umum tentang orang-orang yang beriman, orang yang kafir, syurga dan neraka. Kemudian dalam surat Al Ghaasyiyah dikemukakan kembali dengan cara yang lebih luas.